BPOM: Takjil di Semarang Banyak Mengandung Zat Berbahaya
Berita Orbit, Jakarta-Empat dari tujuh sampel takjil yang diteliti oleh Badan Pengawas Obat daan Makanan (BPOM) Semarang positif mengandung bahan berbahaya. Empat sampel positif mengandung rhodamin B dan tiga sampel positif mengandung formalin.
“Produk pangan yang positif rhodamin B pada kerupuk, es kelapa dan bolu pelangi. Sedangkan positif formalin itu seperti mi pada bakso, ikan teri yang ditambahkan pada botok atau olahan dari kelapa,” kata Kepala BPOM Semarang, Sandra MP Linthin, Sabtu 23 April 2022.
Terkait dampak bahan berbahaya tersebut kepada kesehatan, nantinya efek yang ditimbulkan tidak akan tampak secara langsung. Namun dapat muncul setelah empat tahun berjalan apabila dikonsumsi secara berlebihan.
“Dampak kepada kesehatan bisa ke organ pencernaan, ginjal, hepar bisa terganggu. Bahkan bisa sampai menyebabkan kanker juga,” ungkapnya.
Tidak hanya mengecek makanan takjil, pihaknya juga melakukan pengawasan terhadap puluhan ritel dalam rangka intensifikasi pengawasan pangan menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Total 104 item produk dengan total jumlah produk tidak memenuhi ketentuan (TMK) ada sebanyak 585 buah. Produk itu terdiri dari 83 produk rusak, 141 produk yang expired, dan 362 produk tanpa izin edar.
“Paling banyak yakni pangan tanpa izin edar. Lebih banyak bahan tambahan makanan bukan produk jadi, misal ovalet yang biasa dipakai buat kue, terus ada pewarna dan monosodium glutamate atau micin,” jelasnya.
Sedangkan kemasan yang rusak, semua temuan yang telah didapat sudah dimusnahkan. Terbanyak adalah susu kaleng, sarden dan buah kaleng.
“Kemudian expired masih sama dari tahun ke tahun, jenis makanan ringan atau snack, terus saus juga,” pungkasnya.
Dia menyebut sampel yang mengandung bahan berbahaya saat ini disita, pemeriksaan tersebut dilakukan sejak 28 Maret dan akan terus berlanjut hingga sepekan usai Idulfitri.