BPH Migas Sebut Solar Subsidi Bakal Habis pada Oktober 2022

oleh -104 Dilihat
Solar langka di beberapa daerah di Indonesia

Berita Orbit, Jakarta-Anggota Komite BPH Migas, Saleh Abdurrahman mengatakan, dengan tingkat realisasi tersebut, penyaluran sudah lebih di atas perencanaan. Sehingga, diperlukan pembatasan konsumsi ke depannya.

“Hingga 2022 ini, bulan Juni, kalau kita lihat konsumsi solar sudah di atas 50 persen sampai 20 Juni, konsumsi rata-rata harian dan bulanan ini sudah over di atas antara 100 persen ke atas,” katanya.

Menurut data yang ditampilkannya, besaran realisasi Solar mencapai 51,24 persen dari total kuota yang ditetapkan pemerintah sebesar 15,1 juta kilo liter (KL).

“Ini tentu jika tidak kita lakukan pengendalian maka kita akan menghadapi subsidi kita habis antara Oktober atau November,” katanya.

Baca Juga  Demi Bertemu Eril Sebelum Pulang, Ridwan Kamil Susur Sungai Sungai Aare Gunakan Tongkat

Baca Juga: Begini Cara Daftar MyPertamina Untuk Beli BBM Subsidi Solar dan Pertalite

Hal yang sama juga terjadi untuk bahan bakar kategori Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) yakni Pertalite. Konsumsinya disebut telah melampaui 50 persen dari kuota yang disediakan pemerintah.

Hingga 20 Juni 2022, konsumsi Pertalite telah mencapai 57,54 persen. Secara angka, jumlahnya mencapai 13.266.431 kilo liter.

“JBKP juga begitu, kalau kita lihat serapan JBKP itu sudah di atas 50 persen juga, sehingga jika tak dilakukan pengendalian kita bisa prognosakan di akhir 2022 ini sudah di atas kuota,” katanya.

Saleh membeberkan mengenai jumlah kuota yang disiapkan pemeritah untuk bahan bakar JBT dan JBKP yakni solar, minyak tanah, dan pertalite. Untuk solar subsidi, jumlahnya lebih rendah ketimbang yang disediakan pada 2021 lalu.

Baca Juga  Dorong Kegiatan Padat Karya Tenaga Lokal Lewat Budidaya Udang Vanem

Baca juga: Mulai 1 Juli, Beli Pertalite dan Solar Pakai Aplikasi MyPertamina

Rinciannya, di 2022, kuota solar ditetapkan sebanyak 15,8 juta kiloliter, sedangkan minyak tanah sebanyak 0,48 jutakilo liter, dan Pertalite sebanyak 23,05 juta kiloliter.

“Khusus untuk solar ini tahun 2021 itu kuota kita 15,8 pada saat itu kita hadapi pandemi, dan sekarang ekonomi kita tumbuh. Konsumsi sPlar ini meningkat demikian juga pertalite,” paparnya.

Perlu diketahui, dalam rangka melakukan pembatasan penyaluran agar tepat sasaran, pemerintah akan memulai uji coba pembelian Pertalite dan Solar melalui pendaftaran lebih dulu ke situs MyPertamina.

Nantinya, data yang diberikan konsumen akan diverifikasi oleh pemerintah untuk menentukan kelayakan beli bahan bakar jenis tersebut.

Baca Juga  Pada 2024 Pemerintah Targetkan IKN Dihuni 200 Ribu Orang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.