Tata Cara Sholat Dhuha Lengkap Bacaan, Jumlah Rakaat, dan Waktunya

oleh -677 Dilihat
Dua orang sedang shalat dhuha di masjid/tata cara sholat dhuha
2 Muslim men are offering evening prayer (Asar salat) in a mosque in Asia.

Berita Orbit – Sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dilaksanakan pada waktu dhuha. Banyak orang belum tahu atau belum yakin dengan tata cara sholat dhuha yang benar padahal sholat dhuha adalah salah satu ibadah yang paling umum dilakukan umat Islam.

Keutamaan sholat dhuha banyak disampaikan melalui hadist. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW berwasiat tiga hal : “yang pertama puasa tiga hari setiap bulan, yang kedua dua rakaat dhuha (setiap hari), dan yang ketiga salat witir sebelum tidur.

Hadist riwayat At-Tirmidzi pun menyatakan : “Siapa yang membiasakan diri (untuk menjaga) sholat duha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.” (H.R. At-Tirmizi).

Berikut penjelasan lengkap mengenai sholat dhuha.

Tata Cara Sholat Dhuha

Tata cara sholat dhuha bisa dibilang sama dengan sholat lainnya

  1. Niat

Sholat dhuha diawali dengan niat, adapun bunyi niat sholat dhuha adalah :

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushallî sunnatad dhahâ rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Saya niat shalat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah ta’ala.”

  1. Takbiratul Ihram
  2. Membaca surat Al- Fatihah
  3. Membaca Surat Pilihan
  4. Ruku
  5. I’tidal
  6. Sujud
  7. Duduk di antara dua sujud
  8. Tasyahud akhir
  9. Salam

Apa Surat yang Sebaiknya Dibaca dalam Sholat Dhuha?

Rasulullah sendiri telah memberikan contoh dalam melaksanakan sholat dhuha. Salah satunya mengenai surat yang dibaca. Dianjurkan untuk membaca surat Asy-Syams pada rakaat pertama dan Ad-Dhuha pada rakaat kedua.

Hal ini berdasarkan hadist dari Uqbah bin Amir, “Rasulullah pernah memerintahkan pada kami mengerjakan sholat dhuha dengan membaca surah Asy-Syams dan Surah Ad-Dhuha” (HR At-Thabrani).

Meski begitu, Ustaz Adi Hidayat dalam sesi ceramah yang disiarkan di kanal Youtube Taman Firdaus mengatakan boleh membaca surat lain dalam sholat dhuha.

“Tidak ada kemestian membaca surah Ad Dhuha,” ujar Ustaz Adi Hidayat.

Sholat Dhuha dilakukan berapa rakaat?

Tidak ada selisih pendapat mengenai jumlah rakaat minimum sholat dhuha. Merujuk berbagai hadist, diketahui sholat dhuha minimal 2 rakaat.

Baca Juga  PT BCPM Beri Tanggapan Soal Tuntutan Warga Buleleng

Namun terdapat perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat maksimal sholat dhuha.

Pendapat pertama mengatakan batas maksimal sholat dhuha adalah 8 rakaat, hal ini diamine oleh Mazhab Maliki, mazhab Syafii, dan mazhab Hambali. Hal ini merujuk pada hadist dari Umi Hani RA yang berbunyi : “Bahwasanya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam memasuki rumahnya ketika fathu Mekah dan Beliau shalat delapan rakaat.” (HR. Bukhari, no.1176 dan Muslim, no.719).

Pendapat kedua mengatakan batas maksimal sholat dhuha adalah 12 rakaat, ini diamini oleh Mazhab Hanafi. Keyakinan ini merujuk pada hadist dari Anas R.A : Barangsiapa yang shalat dhuha 12 rakaat, Allah buatkan baginya satu istana di surga.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Al-Mundziri).

Namun, hadist ini dinyatakan dhaif oleh sejumlah ahli hadist seperti Al-Hafidz Ibn Hajar Al-Asqalani dan Syaikh Al-Albani. Bahkan Tirmidzi mengatakan “hadist ini gharib (asing), tidak kami ketahui kecuali dari jalur ini”

Pendapat ketiga mengatakan tidak ada batas maksimal dalam sholat dhuha. Salah satu yang mendukung pendapat ini adalah Al-Suyuthi dan Al-Hawi. Al-Hafidz Al-‘Iraqi dalam Syarh Sunan Tirmidzi, mengatakan “Saya tidak mengetahui seorangpun sahabat maupun tabi’in yang membatasi shalat dhuha dengan 12 rakaat. Demikian pula, saya tidak mengetahui seorangpun ulama madzhab kami (syafi’iyah) – yang membatasi jumlah rakaat dhuha – yang ada hanyalah pendapat yang disebutkan oleh Ar-Ruyani dan diikuti oleh Ar-Rafi’i dan ulama yang menukil perkataannya.”

Imam Al-Baaji Al-Maliky dalam Syarh Al-Muwattha’ Imam Malik pun memberikan pendapat yang senada. Menurutnya, sholat dhuha boleh dikerjakan semampunya.

“Shalat dhuha bukanlah termasuk shalat yang rakaatnya dibatasi dengan bilangan tertentu yang tidak boleh ditambahi atau dikurangi, namun shalat dhuha termasuk shalat sunnah yang boleh dikerjakan semampunya.” (Al-Hawi lil fataawa, 1:66)

Waktu Sholat Dhuha

Kata dhuha merujuk pada waktu ketika hari mulai beranjak dari pagi hari menuju siang hari. Ini sesuai dengan hadist dari ‘Amr bin ‘Abasah yang berbunyi : “Kerjakanlah sholat subuh kemudian tinggalkanlah sholat hingga matahari terbit, sampai matahari naik. Ketika matahari terbit, ia terbit di antara dua tanduk setan, saat itu orang-orang kafir sedang bersujud (menyembah Matahari).” (HR. Muslim)

Baca Juga  Tata Cara Sholat Taubat, Waktu Terbaik Melaksanakannya, dan Bacaannya

Syekh Muhammad bin Abdullah Al-Kharasyi Al-Maliki pun mengatakan dalam kitabnya bahwa waktu terbitnya matahari dibagi menjadi tiga, yaitu dhahwah, dhuha, dan dhaha. Waktu dhuha merujuk pada saat ketika matahari telah terbit hingga matahari mulai tergelincir ke arah barat

“Sungguh, waktu antara terbit matahari hingga tergelincir terbagi tiga. Pertama, waktu dhahwah. Waktu itu terjadi pada saat terbit. Kedua, waktu dhuha yang dibatasi dengan naiknya matahari. Ketiga, waktu dhaha. Waktu itu (dimulai dari habis waktu dhuha) hingga tergelincir matahari. Dengan demikian, yang dimaksud waktu yang dinisbahkan pada shalat dhuha adalah waktu di mana naiknya matahari. Naiknya matahari itulah yang menjadi batasnya,” (Lihat Al-Kharasyi, Syarh Mukhtashar Khalil, Beirut, Darul Fikr, jilid II, halaman 4).

Waktu dhuha penting untuk diperhatikan, sebab ada waktu-waktu yang diharamkan untuk melakukan sholat, salah satunya adalah saat matahari terbit. Itu diharamkan karena dikhawatirkan menyerupai kaum penyembah matahari.

Lantas kapan waktu terbaik melaksanakan sholat dhuha?

Merujuk pada hadist yang diriwayatkan oleh Zaid bin Arqam, waktu terbaik untuk melaksanakan sholat dhuha adalah di seperempat siang, ketika matahari mulai terik dan unta-unta mulai kepanasan. Diperkirakan waktu yang dimaksud adalah sekitar jam 9 pagi.

Zaid bin Arqam melihat orang-orang mengerjakan sholat dhuha (di awal pagi). Dia berkata, Tidakkah mereka mengetahui bahwa sholat di selain waktu ini lebih utama. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Sholat orang-orang awwabin (taat; kembali pada Allah) adalah ketika anak unta mulai kepanasan’.” (HR. Muslim)

Doa Setelah Sholat Dhuha

Setelah menyelesaikan sholat dhuha dianjurkan membaca sejumlah doa, antara lain.

Doa pertama :

اَللّٰهُمَّ إِنَّ الضَّحَآءَ ضَحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَــالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللّٰهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِيْ فِي السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعْسَرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضَحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِيْ مَآ أَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Baca Juga  Nasib PPKM akan Diumumkan Presiden Jokowi Besok

Allâhumma innad dlahâ’a dlahâ’uka, wal bahâ’a bahâ’uka, wal jamâla jamâluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Allâhuma in kâna rizqî fis samâ’i fa anzilhu, wa inkâna fil ardhi fa akhrijhu, wa inkâna mu’siran (mu‘assaran) fa yassirhu, wa in kâna harâman fa thahhirhu, wa inkâna ba‘îdan fa qarribhu, bi haqqi dlahâ’ika wa bahâ’ika wa jamâlika wa quwwatika wa qudratika, âtinî mâ atayta ‘ibâdakas shâlihîn.

Artinya, “Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan ini adalah keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu. Wahai Tuhanku, jika rejekiku berada di atas langit, maka turunkanlah; jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah; jika dipersulit, mudahkanlah; jika (tercampur tanpa sengaja dengan yang) haram, sucikanlah; jika jauh, dekatkanlah; dengan hak dhuha, keelokan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah kepadaku apa yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu yang saleh.”

Doa kedua :

اَللّٰهُمَّ بِكَ أُصَاوِلُ وَبِكَ أُحَاوِلُ وَبِكُ أُقَاتِلُ

Allâhumma bika ushâwilu, wa bika uhâwilu, wa bika uqâtilu.

“Dengan-Mu, aku menerjang. Dengan-Mu, aku berupaya. Dengan-Mu, aku berjuang.”

Doa ketiga, dibaca sebanyak 40 atau 100 kali:

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

Rabbighfir lî, warhamnî, wa tub ‘alayya, innaka antat tawwâbur rahîm.

“Tuhanku, ampunilah aku. Kasihanilah aku. Terimalah tobatku. Sungguh, Engkau Maha Penerima Tobat dan Maha Penyayang.” (Ad-Dimyathi, Hâsyiyyah I’ânatut Thâlibîn, juz I, halaman 255).

Penutup

Demikianlah tata cara sholat dhuha yang benar, lengkap dengan bacaan, jumlah rakaat, dan informasi mengenai waktu terbaik melaksanakannya. Semoga membantu. Wallahualam Bissawab

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.