Syarhus Sunnah: Keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq Akhi
Sahabat yang penting adalah khalifah pertama, Abu Bakar Ash-Shiddiq. Apa saja keutamaan dari Abu Bakar Ash-Shiddiq?
Imam Al-Muzani rahimahullah berkata ,
وَيُقَالُ بِفَضْلِ خَلِيْفَةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبِيْ بَكْرٍ الصِّدِّيْقِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فَهُوَ أَفْضَلُ الخَلْقِ وَأَخْيَرُهُمْ بَعْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Dan dikatakan tentang keutamaan Khalifah (pengganti) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu adalah manusia terbaik dan terpilih sepeninggal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Keutamaan Sahabat Abu Bakar
Pertama: Abu Bakar adalah manusia terbaik setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sejak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup.
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
كُنَّا نُخَيِّرُ بَيْنَ النَّاسِ فِي زَمَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنُخَيِّرُ أَبَابَكْرٍ، ثُمَّ عُمَرَ بْنَ الخَطَّابِ، ثُمَّ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ
“Kami (para sahabat) pernah menilai orang terbaik di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka kami dapatkan yang terbaik adalah Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu , kemudian Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu, kemudian ‘Utsman bin ‘Affan, mudah-mudahan Allah meridhai mereka semua.” (HR. Bukhari, no. 3655)
‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu pernah ditanya oleh putranya Muhammad bin Al-Hanafiyyah, ia berkata,
قُلْتُ لِأَبِي أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ قَالَ : أَبُو بَكْرٍ،قُلْتُ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ : ثُمَّ عُمَرُ،وَخَشِيتُ أَنْ يَقُولَ عُثْمَانُ، قُلْتُ: ثُمَّ أَنْتَ؟ قَالَ: مَا أَنَا إِلَّا رَجُلٌ مِنَ المُسْلِمِينَ.
“Aku bertanya kepada ayahku, siapa orang terbaik setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ia menjawab, ‘Abu Bakar’. Aku pun bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi setelah itu?’ Ia menjawab, ‘Kemudian ‘Umar.’ Aku khawatir bila ia akan menjawab ‘Utsman setelah itu. Aku pun segera memotongnya dengan bertanya, ‘Kemudian engkau?’ Ia menjawab, ‘Aku hanyalah seseorang dari kaum muslimin.’” (HR. Bukhari, no. 3671)