Puluhan Rumah di Aceh Rusak Diterjang Angin Kencang

oleh -78 Dilihat
Angin kencang landa Aceh

Berita Orbit, Aceh-Provinsi Aceh tengah dilanda cuaca ekstrem. Sejak kemarin, Sabtu 28 Mei 2022. hujan disertai angin kencang menerjang puluhan rumah, pohon dan fasilitas umum lainnya.

Bahkan tiga pekan sebelumnya, kemarau melanda hingga suhu udara mencapai 35 derajat celcius.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Aceh menyatakan kecepatan angin mencapai 40-55 knots (70-100 km/jam) yang mengakibatkan gelombang laut bisa tinggi mencapai 3-4 meter.

“Kecepatan angin tersebut sanggup membuat pohon tumbang dan atap rumah beterbangan, serta membuat bangunan tinggi berpotensi bisa berosilasi,” kata staf ahli BMKG Aceh, Andrean Simanjuntak, Minggu 29 Mei 2022.

Menurutnya, kecepatan angin tersebut hampir menyamai kecepatan angin dari Siklon Tropis Seroja yang terjadi di Nusa Tenggara Timur pada 2021 lalu, Siklon Tropis Charlotte di selatan Jawa dan Siklus Tropis Anika di wilayah timur Indonesia pada tahun ini.

Baca Juga  Muhadjir Effendy Menyampaikan Saat ini Korban Jiwa Gempa Cianjur Menyentuh Angka 162 orang

“Hal ini bisa saja terjadi dalam 1 sampai 2 hari karena masih ada potensi pertumbuhan awan cumulonimbus di barat Samudera Hindia,” ujarnya.

Andrean mengungkapkan, fenomena angin kencang yang sebelumnya pernah terjadi di Aceh yaitu angin Geurutee pada periode bulan Juli-Agustus 2021 di pesisir barat Aceh Besar dan Aceh Jaya.

Angin Geurutee ini ditemukan lewat kolaborasi penelitian Universitas Syiah Kuala (USK) dan Forecaster BMKG.

Fenomena Angin Geurutee mirip dengan angin Bahorok di Sumatera Utara, Barudu dan Brubu di Sulawesi, Kumbang dan Gending di Jawa serta Wabraw di Biak.

“Potensi Angin Geurutee bisa saja terjadi pada tahun ini tapi belum ada tanda-tanda tersebut akan terjadi dalam waktu dekat,” terangnya.

Baca Juga  Hari ini, Jabodetabek Berpotensi Hujan Ringan dan Angin Kencang

Kejadian angin kencang memang kerap kali terjadi dalam beberapa tahun, karena lokasi geografis Aceh yang langsung berhadapan dengan laut lepas dan itu membuat pertumbuhan awan cumulonimbus lebih sering.

Menyikapi fenomena alam ini, Andreas mengimbau masyarakat berhati-hati dalam melaksanakan aktivitas luar rumah karena kerusakan yang ditimbulkan sangat luas jika terjadi angin kencang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.