Pergeseran Tanah Sebabkan Kerusakan Bangunan dan Jalan di Bogor

oleh -88 Dilihat
Kerusakan jalan
Ilustrasi

Berita Orbit, Bogor – Pejabat Badan Penanggulangan Daerah Kabupaten Bogor mengungkapkan pergeseran tanah yang terjadi di wilayah Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, menyebabkan kerusakan setidaknya 23 bangunan dan bagian jalan sepanjang satu kilometer

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor Aris Nurjatmiko

pada Kamis mengatakan bahwa ada 24 warga yang mengungsi akibat pergeseran tanah yang terjadi di Bojong Koneng.

“Dari kejadian ini yang terdampak 20 KK, kemudian yang terancam saat ini 177 KK dari dua RW dengan total (penghuni) 589 jiwa,” kata Aris.

Baca juga: Warga Pamijahan Bogor Digegerkan Penemuan Jenglot Berbadan Ular Dililit Kain Kafan

Baca Juga  Presiden Jokowi Segera Reshuffle Kabinet

Ia menuturkan bahwa pergeseran tanah mulai menyebabkan permukaan jalan retak pada Rabu 14 September siang dan kejadian itu mendorong warga yang tinggal di sekitarnya mengungsi ke rumah kerabat.

Saat ini satu kilometer dari dua kilometer jalan yang dibeton oleh Pemerintah Desa Bojong Koneng pada tahun 2021 rusak akibat pergeseran tanah.

Aris mengemukakan pemicu pergeseran tanah di Desa Bojong Koneng kemungkinan disebabkan hujan deras yang turun sejak Senin (12/9).

“Sebelumnya tiga hari hujan berturut-turut di sini, sore itu (Rabu) pada pukul 15.30 WIB tanah mulai bergerak,” kata Aris.

Di samping itu, Kecamatan Babakan Madang termasuk wilayah yang rawan mengalami pergeseran tanah di Kabupaten Bogor.

Baca Juga  Napoli Meraih 11 Kemenangan Secara Beruntun

Badan Informasi Geospasial (BIG) menyatakan bahwa ada 10 kecamatan di Kabupaten Bogor yang berisiko tinggi mengalami bencana akibat pergerakan tanah, yakni Sukajaya, Nanggung, Leuwiliang, Citeureup, Babakan Madang, Sukamakmur, Tamansari, Tenjolaya, Cijeruk, dan Cigombong.

“Ada beberapa aspek yang dipertimbangkan dalam menentukan kawasan rawan gerakan tanah, di antaranya topografi wilayah tersebut. Asumsinya, semakin curam tentu akan semakin rentan terjadinya gerakan tanah,” kata Kepala Bidang Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim BIG Ferrari Pinem.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.