Kepala SMP IT Bina Bangsa Sejahtera Bogor Syabar Suwardiman

Lebaran dan Hardiknas 2022 : Langkah Awal Pemulihan Ekonomi dan Pendidikan

Berita Orbit, Bogor-Lebaran 1 Syawal 1443 tahun ini bertepatan dengan tanggal 2 Mei 2022, yaitu tanggal yang penting dalam kalender pendidikan Indonesia. Setiap tanggal 2 Mei kita peringati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Tema Hari Pendidikan Nasional tahun ini, "Pimpin Pemulihan Bergerak untuk Merdeka Belajar", adalah momentum yang tepat untuk bangkit dalam segala hal, khususnya pendidikan.

Pandemi Covid telah mengajarkan banyak hal kepada kita, bahwa dalam proses kehidupan tidak ada hal yang pasti. Kita harus senantiasa siap untuk beradaptasi dengan perubahan. Manusia hebat bukan orang yang pintar atau kuat, tetapi adalah manusia yang mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan.

Selama pandemi, Kemendikbudristek adalah kementerian yang terus-menerus (sibuk) mencari jalan keluar terbaik agar tidak terjadi keparahan dalam hal hilangnya pembelajaran (learning loss). Mulai dari Kurikulum 13 yang direkayasa, atau kurikulum adaptif agar tetap bisa melayani kegiatan pembelajaran peserta didik. Sampai kemudian penerapan Kurikulum Merdeka Belajar yang mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2022/2023, meskipun masih bersifat pilihan.

Banyak persoalan di dunia pendidikan selama masa pandemi, khususnya ketika pembelajaran
daring dan pembelajaran tatap muka terbatas dilaksanakan. Jaringan internet yang masih sangat terbatas, keadaan ekonomi masyarakat yang tidak memungkinkan untuk membeli kuota internet, orang tua yang tidak siap dengan pembelajaran di rumah baik karena pengetahuan pedagogi yang terbatas maupun dengan penggunaan teknologinya.

Esensi Lebaran dan Hardiknas 2 Mei 2022

Baca Juga  PARTAI MASYUMI BERPELUANG BERSUARA BESAR TAHUN 2024

Lebaran tahun ini kembali bergeliat. Macet di mana-mana. Setelah dua kali lebaran pemerintah “melarang” mudik karena pandemi Covid 19, tahun ini kerinduan untuk merayakan lebaran di kampung halaman kembali bergairah. Kemacetan tidak menjadi hambatan untuk pulang kampung. Sebagian menyatakan bahwa justru rindu dengan suasana kemacetan menjelang hari
H lebaran. Diperkiran lebih dari 100 juta jiwa yang melaksanakan ritual pulang mudik lebaran.

Lebaran adalah indikator kebangkitan ekonomi. Para ekonom menyatakan putaran uang selama libur lebaran di atas 200 triliun. Uang ini akan bertambah jika bansos dan tunjangan yang dikelola pemerintah cair sebelum libur lebaran. Mudah-mudahan ekonomi segera pulih dan bangkit kembali.

Seperti yang disampaikan dalam sub judul, ada hal-hal yang esensial yang bisa diambil hikmahnya dari perayaan lebaran. Lebaran yang bertepatan dengan Hardiknas 2 Mei 2022 mengajarkan pada kita setidaknya dua hal yaitu keterbukaan hati dan pikiran serta rasa optimis.

Setiap lebaran, esensi utamanya adalah saling memaafkan. Untuk memaafkan kita perlu keterbukaan hati dan pikiran. Kita menerima setiap kesalahan dalam kehidupan interaksi manusia. Kita menerima setiap perbedaan. Secara horizontal kita diperintahkan untuk menguatkan persaudaraan, sementara secara vertikal kita harus menghilangkan ego kesombongan. Saatnya yang kaya berbagi dengan yang kurang beruntung. Rasa aman dengan sendirinya akan tercipta. Inilah persaudaraan sejati.

Dalam suasana lebaran rasa syukur juga diwujudkan dengan membagikan angpau. Jauh sebelum hari H jasa penukaran uang telah ramai diserbu masyarakat. Angpau ini adalah bentuk penghargaan atau hadiah pada para anggota keluarga. Setelah sebulan melaksanakan puasa, kegembiraan itu menjadi kian meriah dengan pembagian angpau.

Baca Juga  Gini Caranya Pulihkan Keuangan Pasca Lebaran Biar Gak Cepat Bokek

Keterbukaan hati dan pikiran itulah yang juga sangat diperlukan dalam menata perubahan paradigma pendidikan di Indonesia. Tidak mudah membangun pendidikan di Indonesia. Kemendikbudristek di bawah Menteri Nadiem melakukan banyak perubahan. Setiap perubahan itu dinamakan Episode Merdeka Belajar.

Salah satu episode, yaitu episode ke-19 adalah tentang Rapor Pendidikan Indonesia. Rapor ini diterima setiap unit pendidikan. Rapor yang diterima adalah dari hasil pelaksanaan Asesmen Nasional yang dilaksanakan pada bulan September 2021. Asesmen Nasional seperti yang disampaikan Kemendikbudristek sebagai pengganti dari Ujian Nasional.

Peserta Asesmen Nasional dipilih secara acak oleh sistem, mereka adalah siswa yang duduk di kelas V, VIII dan kelas XI. Tidak semua dilibatkan, hanya sebagian saja dari siswa di tiap jenjang tadi.

Rapor Pendidikan ini secara holistik memotret kinerja unit pendidikan di tiap jenjang. Kalau Ujian Nasional sifatnya seperti “menghukum” dan semakin menimbulkan kesenjangan antarsekolah, Asesmen Nasional bersifat “refleksi” untuk melakukan perbaikan. Dalam Rapor Pendidikan Indonesia selain kemampuan literasi dan numerasi, juga dipotret berbagai hal yang menjadi isu penting pendidikan, seperti manajemen sekolah, kekerasan verbal dan fisik, inklusivitas serta isu penting dalam pengelolaan pendidikan lainnya.

Baca Juga  Out of The Box, Elon Musk Pecat Petinggi Twitter Lewat Cuitan

Inilah perubahan yang sangat mendasar yang dilakukan Kemendikbudristek. Perubahan ini tentunya mengikuti perubahan yang terjadi di dunia nyata. Perubahan ini harus diterima dengan kertebukaan hati dan pikiran.

Para penganut Ujian Nasional harus berlapang dada. Selama bertahun-tahun Ujian Nasional tidak memberikan dampak perbaikan yang nyata pada dunia pendidikan. Dampak yang dirasakan adalah semakin melebarnya eksklusivitas antarsekolah padahal anggaran Ujian Nasional sangat besar karena dilaksanakan secara massal pada kelas akhir tiap jenjang.

Ketika episode Rapor Pendidikan Indonesia diluncurkan para pakar pendidikan di luar Jawa menyambut dengan optimis karena dengan rapor ini perbaikan di bidang pendidikan benar-benar akan menyentuh hal-hal yang sangat esensial, termasuk penyediaan sumber daya manusianya. Hal ini ternyata sejalan dengan paparan Mas Menteri Nadiem Makarim, hasil terendah Asesmen
Nasional di Jawa hampir sama dengan sekolah yang terbilang bagus di luar Jawa.

Rapor Pendidikan Indonesia ini adalah hadiah terindah dalam menyambut Lebaran yang jatuh pada tanggal 2 Mei 2022 bertepatan dengan Hardiknas. Semoga momentum lebaran dan Hardiknas ini adalah awal kebangkitan ekonomi dan pendidikan di negara tercinta Indonesia. Itulah esensi atau benang merah Lebaran 1443 H yang jatuh pada tanggal 2 Mei 2022 dengan
Hardiknas.

Selamat Hari Lebaran, mohon maaf lahir dan batin.

Syabar Suwardiman, M.Kom
Kepala SMP IT Bina Bangsa Sejahtera Bogor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *