Duduk Perkara Kekerasan Seksual Di Geotimes Tahun 2015
Berita Orbit – Jagad Twitter kembali dikejutkan dengan cerita korban kekerasan seksual. Seseorang melalui akun Twitter @irenzzz membagikan cerita dirinya menjadi korban pelecehan seksual saat bekerja di Geotimes oleh manajer distribusi Geotimes Zahari pada tahun 2015 [Saat ini sudah tak bekerja di Geotimes].
“2015 saya menjadi reporter di Geotimes, pelecehan verbal dilakukan oleh Zahari, manajer distribusi. Saya masih mampu menegur secara keras kelakuannya,” cuitnya “3 bulan saya dikirim untuk ikut ekspedisi TNI AL. Sekembalinya ke kantor pelecehan makin menjadi”.
Korban mengaku kerap mendapat pelecehan secara verbal. Bahkan, Zahari disebut beberapa kali masuk ke ruang kerja korban, mengunci pintu, dan memadamkan lampu. Selanjutnya ia memaksa korban untuk berhubungan badan.
Bahkan pada suatu hari, saat hendak mengurus reimburse, Zahari disebut pernah mencoba memerkosa korban di ruang kerja Zahari. Ia sempat berhasil kabur tapi Zahari berhasil mengejarnya, menjambaknya, lalu membenturkan kepalanya ke rangka besi ruang kaca.
“Banyak saksi yang melihat karena sekali lagi kejadian ini siang hari,” kata dia.
Berusaha mencari keadilan, korban melaporkan kasus ini kepada Pimpinan Redaksi Farid Gaban. Alih-alih mendapat perlindungan, Irine justru “disuruh jangan motong rejeki orang”.
Akhirnya korban mencari pendampingan lewat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan LBH Pers. Namun, tetap saja manajemen Geotimes saat itu tidak menyambut baik.
“Strategi awalnya adalah kami datangi Geotimes untuk mediasi. Tapi apa yang terjadi? Yang terhormat Pemred saya @faridgaban mengusir pendamping saya @AJI_Jakarta dan @lbhpersjakarta dan berteriak jika kasus ini saya lanjutkan dia akan hancurkan karir saya,” cuit @irenzzz.
AJI melalui keterangan tertulisnya mengakui pernah mendampingi korban untuk kasus pelecehan seksual, dan benar pula mereka pernah mendatangi kantor Geotimes di Menteng, Jakarta Pusat.
“Sesampainya di kantor, tim pendamping menunggu di ruang tamu dan korban menyampaikan ke redaksinya bahwa tim pendamping korban ada di kantor Geotimes untuk membicarakan kasus yang menimpanya. Pada akhirnya tim pendamping tetap tidak berhasil bertemu manajemen redaksi yang saat itu berada di kantor,” demikian keterangan tertulis AJI.
Sementara itu, Farid Gaban melalui akun Twitternya @faridgaban mengakui ia menerima laporan dugaan kekerasan seksual yang dilakukan Zahari kepada salah satu reporter perempuan di Geotimes. Namun, ia mendengar kesaksian yang berbeda dari Zahari.
Karenanya, Farid meminta adanya verifikasi fakta oleh pihak independen, dan yang dipilih adalah Yayasan Pulih. Namun, lanjut Farid, sampai saat ini ia tidak pernah menerima rekomendasi tindak lanjut dari Yayasan Pulih.
“Saya mengatakan siap menerima rekomendasi tim independen. Kalau Pulih mengkonfirmasi tuduhan Irine saya tidak hanya akan memecat tertuduh, tapi mendukung Irine melaporkannya ke polisi,” cuit Farid.
Ia pun membantah pernah mengancam akan menghancurkan karir korban jika memperpanjang kasus ini. Farid pun mengaku tidak pernah mengetahui kedatangan tim pendamping dari AJI dan LBH Pers untuk membahas kasus ini tahun 2015.