Tata Cara Sholat Istikharah dan Waktu Terbaik Mengerjakannya

Berita Orbit – Banyak orang belum tahu tata cara sholat istikharah. Padahal, dalam hidup, kadang kita dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama baik, misalnya terkait jodoh, pekerjaan, atau pendidikan dan kita bingung harus memilih yang mana. Nah, pada saat seperti itulah Rasulullah SAW menganjurkan untuk melakukan sholat sunnah istikharah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengajari para sahabatnya salat istikhoroh dalam setiap urusan. Beliau mengajari salat ini sebagaimana beliau mengajari surat dari Al Qur’an. Kemudian beliau bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian bertekad untuk melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah salat dua raka’at selain salat fardhu, lalu hendaklah ia berdoa… (HR. Bukhari).

Istikharah adalah usaha meminta petunjuk kepada Allah SWT dalam memilih yang terbaik bagi kita.

Namun, bagaimana tata cara sholat istikharah yang benar dan waktu terbaik dalam melaksanakannya?

Bagaimana Tata Cara Sholat Istikharah?

Tata cara sholat istikharah pada dasarnya sama dengan sholat pada umumnya, meskipun ada beberapa anjuran dalam melaksanakannya.

  1. Niat

Adapun bacaan niat sholat istikharah adalah sebagai berikut :

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْاِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Ussholli sunnatan istikhoroti rak’ataini lillahi ta’ala

Artinya : Aku niat sholat sunnah istikharah dua rakaat karena Allah Taala

  1. Takbiratul Ihram
  2. Membaca Surat Al-Fatihah
  3. Membaca Surat Pilihan

Sejumlah ulama menganjurkan untuk membaca surat Al-Kafirun pada rakaat pertama dan surat Al-Ikhlas pada rakaat kedua. Hal ini mengisyaratkan keikhlasan kita dalam menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT.

Namun, ada pula ulama yang mengatakan pada rakaat pertama disunnahkan membaca surat Al-Qashash ayat 68-69 sebagai berikut :

وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ ۝ وَرَبُّكَ يَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمْ وَمَا يُعْلِنُون

Wa rabbuka yakhluqu mā yasyā`u wa yakhtār, mā kāna lahumul-khiyarah, sub-ḥānallāhi wa ta’ālā ‘ammā yusyrikụn (68) Wa rabbuka ya’lamu mā tukinnu ṣudụruhum wa mā yu’linụn (69)

Artinya : “Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). Dan Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan (dalam) dada mereka dan apa yang mereka nyatakan.”

Kemudian, pada rakaat kedua, dikatakan bahwa disunnahkan membaca surat Al-Ahdzab ayat 36 seperti berikut :

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا

Wa mā kāna limu`miniw wa lā mu`minatin iżā qaḍallāhu wa rasụluhū amran ay yakụna lahumul-khiyaratu min amrihim, wa may ya’ṣillāha wa rasụlahụ fa qad ḍalla ḍalālam mubīnā

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.”

  1. Ruku’
  2. I’tidal
  3. Sujud
  4. Duduk di antara dua sujud
  5. Tahiyat Akhir
  6. Salam

Apa Doa Setelah Sholat Istikharah?

Baca Juga  Tata Cara Sholat Tasbih : Sholat Sunnah Yang Dianjurkan Dilakukan Setidaknya Sekali Seumur Hidup

Setelah menyelesaikan sholat istikharah, Syekh Nawawi Banten menganjurkan untuk membaca doa seperti berikut :

اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوْبِ. اَللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هٰذَا اْلأَمْرَ …. خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هٰذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ

“Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub.”

“Allahumma fa-in kunta ta’lamu hadzal amro (menyebutkan persoalannya) khoiron lii fii ‘aajili amrii wa aajilih (aw fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii) faqdur lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi.”

“Allahumma in kunta ta’lamu annahu syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii (fii ‘aajili amri wa aajilih) fash-rifnii ‘anhu, waqdur liil khoiro haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bih.”

“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu pengetahuan-Mu dan aku mohon kekuasaan-Mu (untuk mengatasi persoalanku) dengan kemahakuasaan-Mu. Aku mohon kepada-Mu sesuatu dari anugerah-Mu Yang Maha Agung, sesungguhnya Engkau Mahakuasa, sedang aku tidak kuasa, Engkau mengetahui, sedang aku tidak mengetahuinya dan Engkau adalah Maha Mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (orang yang mempunyai hajat hendaknya menyebut persoalannya) lebih baik dalam agamaku, dan akibatnya terhadap diriku sukseskanlah untuk ku, mudahkan jalannya, kemudian berilah berkah. Akan tetapi apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan ini lebih berbahaya bagiku dalam agama, perekonomian dan akibatnya kepada diriku, maka singkirkan persoalan tersebut, dan jauhkan aku daripadanya, takdirkan kebaikan untuk ku di mana saja kebaikan itu berada, kemudian berilah kerelaan-Mu kepadaku.”

Baca Juga  Tata Cara Sholat Dhuha Lengkap Bacaan, Jumlah Rakaat, dan Waktunya

Kapan Waktu Terbaik Melaksanakan Sholat Istikharah?

Sholat sunnah sendiri terbagi menjadi dua jenis, pertama sholat sunnah karena sebab mutaqddim – sebab yang mendahului (Contoh, sholat sunnah tahiyatul masjid, sholat sunnah wudhu), sholat sunnah karena sebab muqarin– sebab yang membarengi (Contoh, sholat sunnah gerhana), dan sholat sunnah karena sebab muta’akhir– sebab yang muncul belakangan (contoh sholat taubat).

Dari penjelasan itu, disimpulkan bahwa sholat istikharah termasuk sholat muta’akhir karena sebabnya muncul belakangan (memohon petunjuk)

Syekh ‘Abdurrahman bin Muhammad ‘Audh Al-Jaziri dalam bukunya yang berjudul Al-Fiqhu ‘ala Madzahibil Arba‘ah mengatakan :

“Adapun shalat sunah yang memiliki sebab mutaqaddim (sebab yang mendahului), seperti shalat tahiyatul masjid, shalat sunah wudlu, dan dua rakaat thawaf, adalah sah tanpa makruh dilakukan pada waktu-waktu terlarang, karena adanya sebab yang mendahului, yaitu thawaf, wudlu, dan masuk masjid. Demikian pula shalat yang memiliki sebab muqarin (sebab yang membarengi), seperti shalat istisqa dan shalat kusuf atau gerhana, juga sah dilakukan pada waktu terlarang karena ada sebab yang menyertai, yaitu kekeringan dan menghilangnya matahari. Sementara shalat sunah yang memiliki sebab mutaakhir (sebab yang muncul belakangan), seperti shalat sunat istikharah dan shalat sunah tobat tidak sah karena belakangannya sebab,” (Lihat Syekh Abdurrahman Al-Jaziri, Al-Fiqhu ‘ala Madzahibil Arba‘ah, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah, cetakan kedua, 2003 M, juz I, halaman 336).

Baca Juga  Tata Cara Sholat Jenazah Lengkap Dengan Bacaannya

Dengan demikian, pada dasarnya sholat istikharah boleh dilakukan kapan saja asalkan di luar waktu-waktu terlarang. Pertanyaannya, kapan waktu terlarang melakukan sholat?

  1. Setelah shalat subuh hingga terbit matahari.
  2. Saat terbit matahari hingga ia naik kira-kira satu tumbak.
  3. Saat matahari tepat di atas langit (istiwa) hingga ia tergelincir ke arah barat.
  4. Setelah shalat ashar hingga terbenam matahari.
  5. Saat matahari terbenam dan berwarna kekuningan hingga ia terbenam sempurna.

Itu tadi adalah penjelasan mengenai tata cara sholat istikharah. Semoga bisa membantu Anda memperoleh petunjuk dalam kegamangan Anda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *