Memasuki Puncak Haji, KKHI Fokuskan 782 Tenaga Kesehatan
Berita Orbit, Bogor – Menghadapi puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) mulai fokus pada tenaga kesehatan. Sebanyak 782 orang akan diturunkan untuk mengawasi kesehatan para jemaah haji.
“Seluruh tenaga kita fokuskan di Armuzna, yang dari Madinah juga sudah ada di Makkah,” kata Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji, Budi Sylvana, kepada wartawan ketika ditemui di KKHI, Rabu (29/6/2022).
Dari ke 782 orang tega kesehatan terbagi menjadi 48 dokter spesialis 67 dokter umum serta ratusan perawat. Dokter spesialis yang diterjunkan di antaranya spesialis jantung, spesialis paru, spesialis penyakit dalam, anastesi, bedah ortopedi, kulit dan kelamin, mata, dan spesialis jiwa.
Baca Juga: Hampir 70 Persen Jemaah Haji Indonesia Sudah Berangkat Ke Tanah Suci
“Tenaga dokter dan perawat Insya Allah sudah siap. Obat-obatan juga mencukupi untuk puncak Armuzna,” ujarnya.
Cuaca di Arab saudi yang panas membuat KKHI akan mulai mencoba rompi penurun panas, rompi ini sengaja di desain untuk jemaah haji yang mengalami heat stroke akibat tekanan udara yang cukup tinggi.
Selain rompi penurun panas KKHI juga akan melakukan screening khusus bagi jemaah haji resiko tinggi. Mereka akan didata berdasarkan kloter dan sektor. Hingga kini sudah ada sekitar 500an jemaah haji yang telah di screening.
Apabila dalam proses medical check up jemaah haji tidak memungkinkan untuk ikut Armuzna maka KKHI akan mnyarankan yang bersangkutan untuk mengikuti program safar wukuf.
Baca Juga:
“Jemaah yang tidak memenuhi syarat nanti disafariwukufkan, naik bus wukuf di Arafah 1-2 jam dan dikembalikan di KKHI untuk dirawat kembali. Prinsipnya keselamatan jemaah prioritas dengan tidak mengesampingkan rukun hajinya,” kata dia.
Berdasarkan data yang diperoleh KKHI banyak jemaah haji yang di rawat karena menderita kardiovaskular atau gangguan pada jantung serta pembuluh darah. Kepala Seksi Kesehatan Haji Indonesia M Imran mengatakan hingga saat ini KKHI telah merawat 731 kasus rawat jalan dan 200 rawat inap.
“Penyakit paling banyak diderita jemaah adalah kardiovaskular. Awalnya diprediksi penyakit paru, ternyata kardiovaskular, yakni jantung. Angkanya cukup banyak bahkan dari 14 yang meninggal 13 terkait kardiovaskular,” ujarnya.
Tim KKHI juga telah menyiapkan seperangkat obat-obatan dan peralatan medis untuk menghadapi Armuzna. Di Muzdalifah terdapat 10 pos kesehatan yang tersebar.