Pengungsi Ukraina

Jurnalis Rusia Lelang Medali Hadiah Nobel Perdamaian Bantu Pengungsi Ukraina

Berita Orbit, Jakarta– Pemimpin redaksi surat kabar asal Rusia Novaya Gazeta, Dmitry Muratov melelang medali Hadiah Nobel Perdamaiannya senilai 103,5 juta Dolar AS atau sekitar 1,5 triliun Rupiah.

Muratov mengatakan, semua uang dari penjualan akan digunakan untuk membantu pengungsi dari perang di Ukraina. Dia dianugerahi penghargaan perdamaian pada tahun 2021 karena membela kebebasan berekspresi di Rusia.

Surat kabar Novaya Gazeta menghentikan operasinya pada Maret, tak lama setelah invasi Rusia ke Ukraina. Ini terjadi setelah Moskow mengatakan siapa pun yang menggambarkan tindakan Rusia di Ukraina sebagai perang, akan menghadapi denda berat atau penutupan. Kremlin menyebut, konflik itu sebagai operasi militer khusus, bukan perang.

Baca Juga  Jadwal SIM Keliling Kota Bogor Hari Ini, Kamis 28 Juli 2022

Heritage Auctions, yang melakukan pelelangan tersebut, belum mengungkapkan siapa sosok yang berhasil memenangkan pelelangan.

Baca Juga: Jokowi Serukan Hentikan Perang Ukraina di KTT Khusus ASEAN-AS

“Pesan terpenting hari ini adalah agar orang-orang memahami bahwa ada perang yang sedang terjadi dan kami perlu membantu orang-orang yang paling menderita,” kata Muratov, dikutip dari BBC, Selasa 21 Juni 2022.

Pada bulan April, Muratov diserang dengan cat merah yang dicampur dengan pelarut aseton di atas kereta api di Rusia. Dia termasuk di antara sekelompok jurnalis yang mendirikan Novaya Gazeta pada 1993 setelah jatuhnya Uni Soviet.

Sejak tahun 2000, enam jurnalis dari surat kabar dan kolaboratornya terbunuh sehubungan dengan pekerjaan mereka, termasuk reporter investigasi Anna Politkovskaya.

Baca Juga  Tiket Konser BTS Sudah Mulai Dijual Hari Ini, Begini Cara Belinya

Baca Juga: Presiden Jokowi Telepon Putin Minta Perang di Ukraina Segera Dihentikan

Muratov memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian tahun lalu bersama dengan jurnalis Maria Ressa yang ikut mendirikan situs berita online Rappler di Filipina. Ressa dan Muratov sama-sama dikenal karena menerbitkan investigasi yang membuat marah para pemimpin negara mereka, dan telah menjadi simbol perjuangan kebebasan pers.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *