Pengamat Sebut Kenaikan Pertamax Tak Picu Inflasi
Berita Orbit, Jakarta-Kenaikan harga Pertamax dari Rp9.000/liter menjadi Rp12.500/liter tidak akan menimbulkan inflasi, karena mayoritas pengguna Pertamax adalah perorangan, bukan industri. Hal itu dikatakan Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah.
Menurut Piter, Pertamax berbeda dengan solar yang dipakai truk, lalu truknya untuk mengangkut pasokan barang ke masyarakat. Ketika harga solar naik maka harga barang akan mengikutinya.
Atau Pertalite yang dipakai angkutan umum, jika harganya naik, maka tarif transportasi juga naik.
“Kecil peluang kenaikan Pertamax mendongkrak inflasi secara signifikan. Pembeli Pertamax hanya perseorangan kelas menengah ke atas, efek domino kenaikannya hanya berhenti di mereka saja. Tidak kemana-mana,” ujarnya.
Menurut Piter, porsi konsumsi Pertamax terhadap keseluruhan BBM juga relatif kecil dibanding Pertalite dan jenis BBM lain. Selain itu, konsumsi masyarakat untuk Pertamax mayoritas adalah konsumsi perseorangan dan bukan merupakan konsumsi industri.
Oleh karena itu, lanjut dia, kenaikan harga Pertamax merupakan pilihan yang bijak di tengah kondisi yang kurang kondusif saat ini.
“Ini keputusan bijak. Keputusan tersebut sengaja diambil dengan lebih mempertimbangkan agar tidak berdampak terlalu besar terhadap masyarakat, khususnya kelompok bawah,” ujar Piter.
Selain itu, kenaikan Pertamax yang hanya menjadi Rp12.500, juga meminimalisasi potensi peralihan (shifting) dari Pertamax ke Pertalite.
“Karena dengan harga segitu, mungkin masih ada shifting. Tapi mayoritas kelas menengah ke atas tidak akan beralih. Mereka lebih sayang dengan mobil mewah mereka,” katanya.