Berita Orbit – Sebuah lembaga non pemerintah Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) melaporkan lebih dari 40 ribu warga Suriah telah mendaftarkan diri untuk ikut berperang membela Rusia di Ukraina. Sebagian mereka berasal dari milisi Al-Qatarji, sebuah kelompok yang telah disanksi oleh Amerika Serikat lantaran menjadi perantara antara rezim diktator Suriah Bashar Al-Assad dengan kelompok teroris Negara Islam (ISIS).
“Pemberitahuan telah dikirim ke anggota milisi Al-Qatarji, memberi tahu bahwa mereka dapat mendaftar menjadi ‘tentara bayaran’ untuk Rusia di Ukraina,” demikian laporan SOHR dikutip oleh CBC News pada Selasa 15 November 2022.
Lebih lanjut dikatakan, bayaran untuk para milisi ini berkisar antara 1500 dollar AS (Rp21,4 juta) hingga 2.500 dollar AS (35,7 juta), tetapi angka ini belum bisa dikonfirmasi.
Meski begitu, SOHR melaporkan hingga Senin 14 Maret 2022 masih belum ada kombatan yang meninggalkan Suriah sejauh ini.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada Dewan Keamanan Rusia bahwa “relawan asing” yang ingin berperang untuk Rusia harus diizinkan. Bahkan, Rusia harus membantu mereka menuju ke area konflik.
“Jika Anda melihat bahwa ada orang-orang yang ingin atas kemauan mereka sendiri, bukan karena uang, untuk datang membantu orang-orang yang tinggal di Donbas, maka kita perlu memberi mereka apa yang mereka inginkan dan membantu mereka sampai ke zona konflik,” kata Putin.
Sementara itu, Presiden Rusia Volodymyr Zelenski menyebut relawan Suriah sebagai “preman yang akan melakukan perjalanan untuk membunuh orang di negeri asing,”. Meski begitu, Ukraina sendiri membuka ruang bagi tentara asing yang ingin membela Ukraina.