Musim hujan selalu menjadi momok yang mengkhawatirkan untuk terjadinya longsor di Indonesia. Kekhawatiran ini memang beralasan karena menurut data BNPB dari 1 Januari – 2 Desember 2019, bencana tanah longsor sendiri mencapai 669 kali, artinya hampir setiap hari terjadi bencana tanah longsor. Kontur tanah di wilayah Indonesia memang lebih dari 40% memiliki potensi longsor, sehingga perlu perhatian khusus untuk mencegah atau menanggulangi bahaya longsor
Kini telah hadir teknologi terbaru untuk pencegah tanah longsor, yang diberi nama TUPRO. Teknologi ini diadopsi dari teknologi yang berkembang di Jepang, kemudian sekarang sudah didesain dan diproduksi 100% di Indonesia.
Dasar teknologi TUPRO ini adalah memadukan seni menyusun batu yang sudah lama diimplementasikan dalam pembangunan kastel-kastel di Jepang, dengan teknologi modern yang mengikat batu batu tersebut dengan produk precast yang didesain sedemikian rupa sehingga dapat mengikat satu sama lainnya, sekaligus memiliki ruang gerak untuk beradaptasi dengan kondisitanah yang expansif dan juga memiliki nilai estitika yang tinggi.
TUPRO pertama kali di perkenalkan di Indonesia tahun 2017, oleh Dr. Suyoto Rais yang juga sekaligus sebagai pemegang lisensi metoda ini di Indonesia. “TUPRO ini sudah kami daftarkan patennya di Indonesia dan siap membantu untuk mengatasi potensi bahaya longsor yang banyak memakan korban jiwa maupun harta di Indonesia”, ujar Solihin, Direktur Utama PT.TUPRO BANGUN INDONESIA.
Lebih jauh Solihin menjelaskan bahwa pertama kali TUPRO dipasang adalah di di PLTM Baubau, Sulawesi Tenggara, untuk mencegah longsor di lereng sekitar area longsor milik PT PLN (Persero) tersebut. Seiring berjalannya waktu kino TUPRO juga terpasang di beberapa lokasi di Indonesia, mulai di bukit area longsor proyek pembangkit listrik tenaga air, tebing jalan tol, sungai di kawasan industri maupun area longsor lainnya yang membutuhkan penanganan secara khusus.
Sementara itu Makmur Solahudin Direktur Teknik PT.Tupro Bangun Indonesia mengatakan, “Kekuatan metoda TUPRO ini ada 3 (tiga) poin, dan ini menjadi titik keuatan TUPRO,”. Makmur menjelaskan tiga point tersebut adalah pertama: karena bahan utamanya dari batu yang disusun maka banyak rongga yang memungkinkan air tanah bisa dibuang secara bebas, sehingga tekanan tanah terhadap dinding TUPRO relative tidak bertambah.
Kedua susunan blok TUPRO yang berupa kuncian satu sama lainnya, tidak terikat mati, sehingga ketika tanah bergerak selama lapping tersebut masih ada, akan tetap bertahan dan bisa menyesuaikan dengan gesekan tanah. Karena itu TUPRO mampu bertahan lama meskipun digunakan di tanah ekspansif.
Dan ketiga, TUPRO dipasang dengan kemiringan tertentu, kondisi ini dapat mengurangi gaya aktif dan menambah gaya pasif dengan cara memberikan kemiringan pasang sekitar 60-70 derajat (tinggi 1: samping 0.5) dari garis datar. Jelas makmur kepada Tim MP.
Pada awalnya metoda TUPRO ini dipilih karena sebagai solusi alternative setelah metoda lain tidak berfungsi secara maksimum ataupun tidak bertahan lama, namun saat ini sudah mulai banyak yang mengerti tentang kelebihan TUPRO, sehingga menjadikannya pilihan utama dalam solusi pencegahan tanah longsor. Selain kokoh, TUPRO memiliki kelebihan lain yaitu indah dan ramah terhadap lingkungan. Metoda ini tetap menjaga ekosistim yang ada di lingkungan sekitarnya. Sehingga ekosistim dari mulai mata air, tumbuhan dan hewan yang ada tetap terjaga.
“Kami akan terus berkarya dan berinovasi serta menfokuskan diri dibidang geoteknik, sehingga dapat berpartisipasi aktif dalam pembanguan Indonesia serta mengurangi dan mencegah terjadinya bencana tanah longsor”, ujar Tris Sudarto selaku Direktur Administrasi dan Keuangan PT. Tupro Bangun Indonesia. Tris menambahkan bahwa kini TUPRO telah siap menjadi solusi dalam penanganan longsor yang sering terjadi di Indonesia.
Untuk informasi lengkap mengenai TUPRO dapat menghubungi nomor kontak whatsapps di 081314343355 atau Office TUPRO di Grand Galaxy City, Sentra Niaga Boulevard RSN-B No 27, Bekasi Selatan 17147, Kota Bekasi, Jawa Barat, Indonesia.