Tata Cara Wudhu Yang Benar Sesuai Syariat Islam
Berita Orbit, Jakarta – Kebersihan menempati posisi penting dalam agama Islam. Banyak ibadah yang mensyaratkan kebersihan sebelum melaksanakannya, salah satunya sholat. Namun, masih banyak orang yang tidak tahu tata cara wudhu yang benar.
Wudhu adalah salah satu cara membersihkan diri dalam Islam. Wudhu berasal dari bahasa Arab Al-Wadhaah yang berarti kebersihan dan kecerahan. Meski begitu, wudhu hanya dilakukan untuk membersihkan hadast kecil.
Sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahkan mengatakan, sholat orang yang berhadast tidak akan diterima oleh Allah SWT.
لاَ يَقْبَلُ اللَّهُ صَلاَةَ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ
Artinya: “Allah tidak menerima shalat salah seorang kamu bila berhadats sampai ia berwudhu.” (HR Bukhari).
Tata Cara Wudhu Yang Benar
Merujuk buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap yang ditulis oleh Drs. Moh. Rifa’i, ada 10 langkah dalam berwudhu, antara lain :
-
Mengucapkan lafaz basmalah dan niat wudhu.
نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَصْغَرِ فَرْضًاِللهِ تَعَالَى
Nawaitu wudua lirof’il hadatsii ashghori fardhon lillaahi ta’alaa
Artinya:
“Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadas kecil, fardu karena Allah”
-
Membasuh telapak tangan hingga pergelangan sebanyak 3 kali
Telapak tangan adalah alat yang akan digunakan untuk membersihkan anggota badan yang lain. Karenanya, telapak tangan haruslah dipastikan bersih terlebih dahulu.
-
Berkumur sebanyak 3 kali
Ini dilakukan untuk membersihkan kotoran yang ada di dalam mulut
-
Membasuh lubang hidung sebanyak 3 kali
Dalam membersihkan hidung, disunnahkan melakukan istinsyaq yaitu menghirup air ke dalam hidung dalam satu tarikan, dan mengeluarkan air dengan memencet hidung.
-
Membersihkan seluruh muka sebanyak 3 kali
Untuk membersihkan muka dengan benar, harus diketahui batasan yang harus dibersihkan. Untuk batas di bagian atas adalah tempat tumbuhnya rambut, sementara batas di bagian bawah ialah dagu. Untuk orang yang berkumis, berjanggut, atau berjambang, maka harus membersihkan kulit yang ditumbuhi bulu dengan menyelakan jari.
-
Membersihkan tangan hingga ke siku masing-masing 3 kali
Adapun batasan yang harus dibersihkan ialah mulai dari siku hingga ke bawah. Disunnahkan untuk membersihkan tangan kanan lebih dahulu baru kemudian tangan kiri. Selain itu, air harus mengenai kulit dan tidak terhalang oleh sesuatu apapun misalnya tinta.
-
Membersihkan rambut di kepala sebanyak 3 kali
Sebagian besar ulama sepakat membersihkan rambut adalah bagian dari rukun wudhu. Namun, para ulama berbeda pendapat tentang seberapa banyak bagian kepala yang harus dibersihkan.
Ulama-ulama dari mazhab Maliki dan Hanbali mewajibkan menyampaikan air ke seluruh kepala, hal itu demi kehati-hatian dalam beribadah. Sementara ulama-ulama dari mazhab Hanafi mewajibkan mengusap air ke seperempat kepala.
Sementara ulama-ulama mazhab Syafi’i menilai cukup mengusap air ke sebagian kepala, walaupun hanya beberapa helai rambut.
-
Membersihkan telinga sebanyak tiga kali
Nabi Muhammad SAW mengajarkan langsung bagaimana cara membersihkan telinga saat berwudhu. Nabi menggunakan jari telunjuknya untuk membersihkan bagian dalam telinga, dan menggunakan ibu jari nya untuk membersihkan bagian luar telinga.
Hal itu termaktub dalam hadist riwayat Nasai dan hadist riwayat Abu Daud.
تَوَضَّأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ وَأُذُنَيْهِ بَاطِنِهِمَا بِالسَّبَّاحَتَيْنِ وَظَاهِرِهِمَا بِإِبْهَامَيْهِ
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu, kemudian beliau mengusap kepalanya dan kedua telinganya, bagian dalam dengan jari telunjuk dan bagian luar dengan jempol.” (HR. Nasai 102 dan dishahihkan al-Albani).
Dalam riwayat lain dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘anhuma, beliau menceritakan tata cara wudhu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mengusap telinga,
فَأَدْخَلَ إِصْبَعَيْهِ السَّبَّاحَتَيْنِ فِى أُذُنَيْهِ وَمَسَحَ بِإِبْهَامَيْهِ عَلَى ظَاهِرِ أُذُنَيْهِ وَبِالسَّبَّاحَتَيْنِ بَاطِنَ أُذُنَيْهِ
“Beliau memasukkan kedua jari telunjuknya di telinganya, lalu beliau mengusap bagian luar telinga dengan jempolnya dan beliau mengusap dalam telinga telunjuk.”(HR. Abu Daud 135, dan dinilai hasan shahih oleh al-Albani).
-
Membersihkan kedua kaki
Harus diperhatikan, dalam membersihkan kedua kaki tak boleh ada sedikitpun bagian kaki yang tertinggal. Artinya, Anda harus membersihkan seluruh kaki dengan benar, tidak boleh hanya sekadar menyodorkan kaki ke aliran air.
Sebuah hadist riwayat Muslim menceritakan, Nabi Muhammad SAW pernah menyuruh seseorang mengulangi wudhunya karena ada bagian seukuran jari yang tidak terbasuh air.
أخبَرَنِى عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ أَنَّ رَجُلاً تَوَضَّأَ فَتَرَكَ مَوْضِعَ ظُفُرٍ عَلَى قَدَمِهِ فَأَبْصَرَهُ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « ارْجِعْ فَأَحْسِنْ وُضُوءَكَ ». فَرَجَعَ ثُمَّ صَلَّى.
“Sahabat Umar bin al-Khatthab Ra. mengabarkan kepadaku bahwa ada seorang lelaki yang berwudhu dan meninggalkan bagian yang tidak dibasuh di atas kakinya seukuran kuku, lalu Nabi Saw. melihatnya dan bersabda, ‘Kembalilah, perbaikilah wudhumu’ Lalu dia pun kembali dan kemudian mengerjakan sholat” (HR. Muslim)
Abu Abdillah Muhammad bin Qasim Al-Ghazi dalam kitab Fathul Qarib pun mewanti-wanti, seluruh perkara yang ada di atas kaki juga harus dibersihkan, termasuk bulu, daging tambahan, atau bahkan jari tambahan. Bahkan ia meminta umat untuk memperhatikan kotoran di bawah kuku karena dinilai bisa menghalangi masuknya air.
غسل الرجلين إلى الكعبين إن لم يكن المتوضىء لابساً للخفين، فإن كان لابسهما وجب عليه مسح الخفين أو غسل الرجلين، ويجب غسل ما عليهما من شعر وسلعة وأصبع زائدة كما سبق في اليدين
“Membasuh kedua kaki hingga kedua mata kaki, dan wajib membasuh perkara-perkara yang berada di kedua kaki, yaitu bulu, daging tambahan, dan jari tambahan sebagaimana keterangan yang telah dijelaskan di dalam permasalahan kedua tangan.”
-
Membaca Doa Setelah Wudhu
Setelah melakukan wudhu, disunnahkan berdoa dengan menghadap kiblat. Adapun lafaz doa tersebut adalah :
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ
Asyhadu allaa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu. Wa asyhadu anna Muhammadan Abduhu wa rasuluhu. Allahumma-j alnii minat tabinna waj alnii minal mutathohiirina waj alni min ibadati shalihin.
Artinya:
“Aku bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah dan tidak ada yang menyekutukan bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hambaNya dan UtusanNya. Ya Allah jadikanlah aku orang yang ahli taubat, dan jadikanlah aku orang yang suci dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang saleh.”
Penutup
Demikianlah tata cara wudhu yang benar sesuai syariat Islam. Semoga dapat membantu Anda yang masih belum tahu atau masih ragu mengenai tata cara wudhu yang benar.