Berita

Bibit Siklon 96S Terdeteksi, DPR Minta Pemerintah Segera Siapkan Mitigasi Bencana

Advertisement

Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi terbentuknya bibit siklon tropis 96S di Samudra Hindia sebelah selatan Nusa Tenggara Barat (NTB). Fenomena ini berpotensi memicu cuaca ekstrem di sejumlah wilayah.

Peringatan Dini dan Mitigasi

Menanggapi laporan BMKG tersebut, Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Syaiful Huda, menekankan pentingnya respons cepat dari pemerintah dan masyarakat. “Saya melihat laporan BMKG mengenai Bibit Siklon 96S ini sebagai peringatan dini (early warning) yang harus segera direspons dengan mitigasi struktural maupun non-struktural baik oleh pemerintah maupun masyarakat,” ujar Huda kepada wartawan, Sabtu (26/12/2025).

Meskipun potensi bibit siklon ini berkembang menjadi siklon penuh dalam 72 jam ke depan masih rendah, Huda mengingatkan bahwa dampak penyertanya seperti hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi bersifat nyata dan mengancam.

Dorongan untuk Pemerintah Pusat dan Daerah

Huda mendorong pemerintah pusat, melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BMKG, serta kementerian dan lembaga terkait, untuk terus meningkatkan koordinasi dalam menyiapkan manajemen antisipasi bencana. Ia menyarankan agar operasi teknologi modifikasi cuaca di wilayah rawan terus ditingkatkan.

Selain itu, pemerintah juga diminta segera melakukan audit infrastruktur kritis. “Pemerintah juga harus segera melakukan audit infrastruktur kritis seperti memastikan bendungan, tanggul sungai, dan drainase utama di wilayah NTB dan NTT dalam kondisi prima untuk menampung debit air tinggi,” ucapnya.

Untuk pemerintah daerah, Huda menekankan peran mereka sebagai ujung tombak penanganan bencana. Ia mendorong pengaktifan pusat pengendalian operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk memantau pergerakan bibit siklon secara realtime.

“Pimpinan wilayah bisa menginstruksikan adanya ronda cuaca dan pengecekan titik rawan longsor/banjir secara berkala. Pemerintah daerah bagi kami sudah selayaknya dalam situasi seperti ini terus melakukan simulasi penanganan bencana termasuk simulasi evakuasi warga terdampak,” ujarnya.

Advertisement

Peran Penting Kesadaran Masyarakat

Huda juga menyoroti kesadaran masyarakat sebagai kunci dalam meminimalkan potensi korban jiwa. Ia mengimbau masyarakat untuk waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan.

“Masyarakat harus mulai waspada dengan selalu menyiapkan tas siaga bencana untuk mengamankan dokumen penting, obat-obatan, senter, makanan darurat, dalam satu tas yang mudah di bawah. Masyarakat juga harus selalu memantau informasi resmi dari lembaga berwenang untuk menentukan langkah mitigasi. Selain itu hindari titik rawan seperti kawasan pesisir, bantan sungai, hingga lereng perbukitan yang rawan longsor,” imbuhnya.

Deteksi BMKG Terhadap Bibit Siklon 96S

Sebelumnya, BMKG melaporkan bahwa bibit siklon tropis 96S terbentuk pada Kamis (25/12) dini hari di wilayah Samudra Hindia sebelah selatan Nusa Tenggara Barat (NTB). Kecepatan angin maksimumnya tercatat 15 knot (28 km/jam) dengan tekanan udara minimum 1003 hPa.

Pengamatan citra satelit terakhir menunjukkan adanya pertumbuhan awan konvektif di sekitar pusat sirkulasi, meskipun belum terorganisasi dengan baik dan masih sporadis di sebelah utara pusat sistem. BMKG memprediksi dalam 24 jam ke depan sistem ini cenderung persisten dan akan mengalami sedikit peningkatan kecepatan angin pada 24-48 jam ke depan.

Secara umum, potensi bibit siklon tropis 96S untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 24-72 jam ke depan dikategorikan rendah.

Wilayah yang Diprediksi Terdampak

Berikut adalah daftar wilayah yang diprediksi terdampak oleh bibit siklon tropis 96S:

  • Hujan kategori sedang-lebat: Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
  • Angin Kencang: Pesisir selatan Bali hingga Nusa Tenggara Timur.
  • Tinggi gelombang kategori sedang (1,25-2,5 m): Perairan selatan Jawa Tengah hingga Jawa Timur, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah hingga DI Yogyakarta, perairan selatan Pulau Lombok hingga Pulau Timor, dan Laut Sawu.
  • Tinggi gelombang kategori tinggi (2,5-4 m): Selat Bali bagian selatan dan Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga Nusa Tenggara Timur.
Advertisement