Rusia Mau Keluar dari ISS, Bikin Stasiun Antariksa Sendiri
Jakarta –
Rusia berencana keluar dari International Space Station (ISS) dalam beberapa tahun ke depan. Sebagai gantinya, mereka akan membangun stasiun luar angkasa sendiri.
Seperti diketahui, ISS merupakan proyek kolaborasi yang diluncurkan oleh badan antariksa Amerika Serikat (NASA) dan Rusia (Roscosmos) pada tahun 1998. Tapi masalah geopolitik mengancam operasional laboratorium luar angkasa ini.
Wakil Perdana Menteri Rusia Yuri Borisov dalam rapat pemerintahan mengatakan Rusia akan keluar dari ISS pada tahun 2025. Ia beralasan struktur ISS yang sudah menua berpotensi membahayakan kosmonaut.
“Kita tidak bisa mempertaruhkan nyawa kosmonaut kami,” kata Borisov, seperti dikutip dari LiveScience, Jumat (23/4/2021).
“Struktur dan metalnya semakin menua, dan bisa menyebabkan konsekuensi yang tidak dapat diubah – menjadi bencana,” sambungnya.
Tidak lama kemudian, Borisov mengeluarkan keterangan resmi yang membantah pernyataannya tentang tenggat waktu pada tahun 2025. Ia mengatakan Rusia harus melakukan inspeksi teknis dan setelah itu baru bisa membuat keputusan dan memberi tahu mitranya.
Sementara itu, petinggi Roscosmos mengumumkan pihaknya telah mulai mengerjakan stasiun luar angkasa nasional yang baru. Stasiun luar angkasa ini akan menjadi penerus dari stasiun antariksa Salyut dan Mir yang diluncurkan ke orbit pada tahun 1970-an dan 1980-an.
Dalam video yang diunggah ke Telegram, Kepala Telegram Dmitry Rogozin mengatakan modul inti utama stasiun antariksa Rusia sedang dikerjakan dan akan selesai pada tahun 2025.
Stasiun luar angkasa ini akan diterbangkan ke orbit yang lebih tinggi agar bisa mengamati area kutub dengan lebih baik. Karena orbitnya lebih tinggi dari ISS dan ancaman radiasi luar angkasa yang lebih besar, Rogozin mengatakan stasiun luar angkasa ini tidak akan dihuni kosmonaut secara permanen.
Rusia setidaknya menyiapkan bujet sebesar USD 5 miliar dan menggandeng perusahaan Energia untuk membangun proyek ini. Rogozin mengatakan Rusia akan mempertimbangkan untuk mengizinkan kru dari negara lain yang ingin mengunjungi.
Rogozin menambahkan Rusia tidak akan keluar dari ISS sampai stasiun luar angkasa buatannya selesai dikerjakan. Walau sudah memberi peringatan sejak jauh-jauh hari, keluarnya Rusia akan menyulitkan NASA dan badan antariksa lain yang bergantung pada ISS.
“Mitra ISS akan kesulitan menjaga stasiun tetap berfungsi tanpa Rusia,” kata pengamat industri Vital Egorov. Selain Rusia dan AS, ISS juga dioperasikan oleh Kanada, Eropa dan Jepang.