Rawan Narkoba, Begini Semangat Perangnya di Morowali

Berita Orbit, Morowali – Sulawesi Tengah (Sulteng) masih ditempatkan sebagai daerah yang rawan narkotika.

Berdasarkan hasil penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) kerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) RI pada tahun 2019 di Indonesia, Provinsi Sulteng berada pada urutan keempat angka prevalensi penyalahgunaan narkoba.

Sementara Kota Palu berada pada peringkat pertama dari 13 kabupaten kota dari lima daerah rawan narkoba di Sulteng.

Pada tahun 2021 kembali dilakukan peneliltian oleh LIPI, ternyata angka prevalensi penyalahgunaan mengalami peningkatan 0,15%.

Sementara jumlah penyalahgunaan narkotika di Sulteng mencapai 11.908 orang yang berusia 15 sampai dengan 24 tahun.

“Dari hasil pengungkapan secara umum, prevalensi penyalahgunaan narkoba kebanyakan masih berada di Palu dan Kendari,” ungkap AKBP Mulyadi dalam pertemuan pers yang berlangsung di Aula Kantor BNNK Morowali, Komplek KTM, Desa Bahomohoni, Kecamatan Bungku Tengah pada Jumat (30/12/2022),

Baca Juga  Bupati Morowali Gelar Open House di Rujab

Sementara, catatan Kepolisian Daerah (Polda) Sulteng, 460 kasus berhasil diungkap yang melibatkan 590 orang sebagai tersangka.

Demi memerangi penyalahgunaan narkoba, Bupati Morowali Taslim telah mengalokasikan dana sebesar 1 Miliar rupiah kepada BNN dalam penanganan narkoba di Morowali.

Tak hanya itu, di tahun 2023 Pemda Morowali juga berencana akan membangun gedung rehabilitasi narkoba.

Semangat perang terhadap penyalahgunaan narkoba juga dilakukan melalui pembentukan Desa Bersih Narkoba (Bersinar). Desa Puungkoilu, Sakita dan Bahodopi sudah dicanangkan sebagai desa bersih narkoba.

“Berdasarkan Inpres No 2 Tahun 2020, ditargetkan pada tahun 2022 dan 2023 ada sebanyak 20 desa seluruh Indonesia yang harus melaksanakan pencanangan desa bersinar,” ungkap Mulyadi.

Baca Juga  DKM IMIP Bagikan Ratusan Kantong Daging Kurban

Mulyadi menjelaskan BNN Morowali selama ini sudah berperan aktif dalam mencegah penggunaan dan peredaran narkoba, tidak hanya menangkap tapi melakukan tindakan persuasif agar masyarakat semakin sadar, menjauhkan diri dari penyalahgunaan obat tersebut.

“Kami lakukan sosialisasi di semua kecamatan. Ini ke depan kami akan turun ke Bahodopi,” ujarnya.

Dalam catatan akhir tahun ini, BNNK Morowali mencatat dari 8 target yang dicanangkan, semua program tercapai dengan baik termasuk pencegahan, pemberdayaan maupun rehabilitasi yang dilakukan secara bertahap.

Mulyadi bertekad untuk terus menekan angka prevalensi penyalahgunaan narkoba di Morowali, walau dirinya mengakui masih kekurangan personil dengan wilayah geografis yang cukup luas.

“BNNK Morowali tahun ini akan berfokus di wilayah Bungku Tengah dan Bahodopi. Kita akan membentuk satgas agar bisa membantu tugas BNNK Morowali, sehingga bisa lebih maksimal,” pungkasnya.***

Baca Juga  Soal Data DBD di Bahodopi yang Salah, Ini Klarifikasi dari IMIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *