Berita Orbit – Perdana Menteri Australia Scott Morrison memprotes rencana Indonesia mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin di Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali pada Oktober 2022 mendatang. Menurutnya, duduk bersama penjahat perang seperti Putin adalah kelewatan.
“Pemikiran untuk duduk satu meja dengan Vladimir Putin, orang yang telah dinyatakan sebagai penjahat perang di Ukraina oleh Amerika Serikat, bagi saya adalah langkah yang kelewatan,” kata Morrison dalam konferensi pers pada Kamis 24 Maret 2022.
“Saya pikir, di dalam ruangan itu, kita hanya perlu orang-orang yang tidak menyerang negara lain,” tambah Morrison.
Australia merupakan salah satu negara yang cukup keras merespon invasi Rusia ke Ukraina. Australia telah menjatuhkan 476 sanksi terhadap individu dan institusi Rusia sejak invasi dimulai pada 24 Februari 2022.
Morrison sendiri mengaku sudah berbicara dengan Presiden RI Joko Widodo soal rencana kedatangan Putin dalam KTT G20 di Bali.
Sebelumnya, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan Putin berencana menghadiri KTT G20 di Bali. Namun, keputusan itu masih belum final dan harus melihat perkembangan selanjutnya.
Meski belum final, tetapi Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin memprotes rencana itu. Hamianin menilai, kedatangan Putin yang menurutnya adalah “kriminal kelas internasional dan diktator pembunuh” akan menjadi penghinaan bagi demokrasi, martabat manusia, dan supremasi hukum.
“Kehadiran (Putin) di acara internasional mana pun berarti penghinaan terhadap demokrasi, martabat manusia, dan supremasi hukum. Kami menyerukan seluruh negara demokratis untuk membantu menyelamatkan dunia dari diktator Putin yang kejam. Boikot Rusia dan Putin dalam semua kemungkinan platform internasional,” kata Hamianin melalui pernyataan tertulis pada Rabu 23 Maret 2022.
