Patola, Jajanan Khas Banyuwangi yang Hanya Ada Saat Ramadan

oleh -256 Dilihat
Patola jajanan khas Banyuwangi yang hanya ditemui saat Ramadan

Berita Orbit, Jakarta-Hampir setiap daerah memiliki jajanan khas saat bulan ramadan, seperti di Banyuwangi ada jajanan yang muncul di saat ramadan. Namanya Patola, kudapan ini biasa disajikan sebagai menu berbuka puasa dan sangat diminati warga bumi blambangan.

Di Jawa Tengah, patola ini disebut petolo atau putu mayang. Umumnya dinikmati dengan santan yang dimasak dengan gula merah. Petolo yang sudah terendam kuah ini rasanya makin enak.

Maslekah (40), warga Kelurahan Singonegaran Banyuwangi pembuat kue Patola mengatakan, selama Ramadan, dia dan empat pegawainya biasa mengawali aktifitasnya sejak pagi.

Mereka membikin adonan patola yang akan dijual pada sore hari. Bagi kalangan milenial mungkin terasa asing dengan patola. Namun jajanan yang satu ini sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu.

Baca Juga  Hobi Makan Manis Saat Berbuka, 4 Cara Ini Bisa Kontrol Asupan Gula Perhari

“Saya membuat patola ini sudah sekitar 22 tahun, tapi membuatnya setiap bulan puasa saja. pokoknya full satu bulan penuh. Dulu pernah setiap hari, tapi pemesanan sedikit, akhirnya saya beralih membuat kue basah lainya. Sehingga saya memutuskan membuat patola setiap bulan puasa saja,” ujarnya.

Menurut Maslekah, setiap harinya, selama bulan puasa ini mampu memproduksi hingga 1.200 kemasan patola. Setiap kemasan dijual dengan harga Rp 4.000. Pelangganya datang dari berbagai kalangan. Ketika sore hari ribuan kemasan patola tersebut ludes diserbu pelangganya.

“Setiap harinya saya produksi 1.200 kemasan. Karena ini banyak pesanan. Mulai dari perkantoran, sampai para pedagang yang nantinya dijual lagi di sejumlah pasar takjil di Banyuwangi. Kalau pengambilan paling banyak dari perkantoran ya, seperti Dinas Kesehatan, Lapas Banyuwangi itu kalau pesan sampai 200 kemasan,” katanya.

Baca Juga  Louis Tomlinson Gelar Konser Perdana di Jakarta, Penonton Antusias

Dia, mengaku, meski musim pandemi omzet penjualan patola tetap stabil. Per harinya dia mendapat omzet kotor hingga Rp 5 juta.

Namun, untuk tahun ini, Maslekah mengaku terpaksa harus mengurangi ukuran patolanya. Sebab bahan- bahan yang digunakan untuk pembuatan patola terus naik.

“Tapi untuk harga tetap sama, dan cita rasanya juga jangan khwatir masih sama enak dan lezat,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.