Kecaman ke PM India yang Kampanye Kala Corona Menggila
India –
Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi, dikecam habis-habisan. Hal itu karena Modi yang kerap melakukan kampanye politik, padahal kasus COVID-19 di India melonjak tajam beberapa hari belakangan.
Seperti dilansir Reuters dan Channel News Asia, Selasa (20/4/2021), situasi pandemi di India memburuk dalam beberapa pekan terakhir setelah negara ini mencatatkan jumlah kasus harian Corona yang lebih tinggi dari negara-negara lain. Pada Senin (19/4), India kembali mencetak rekor kasus harian tertinggi di wilayahnya, dengan mencatat lebih dari 273.810 kasus Corona dalam sehari.
Di samping itu, jenazah korban tewas akibat Corona kini bertumpuk di rumah duka dan krematorium, dengan rumah-rumah sakit setempat kewalahan menangani pasien Corona. Banyak rumah sakit yang melaporkan kekurangan tempat tidur, pasokan tabung oksigen medis dan sarana untuk tes Corona.
Total kematian akibat Corona di India sejauh ini telah melampaui 180 ribu orang, dengan total kasus Corona melebihi 15,3 juta kasus. Pada Selasa (20/4) waktu setempat, seperti dilansir Business Standard, India mencatat 259.710 kasus Corona dengan 1.761 kematian dalam 24 jam terakhir.
Dengan situasi ini, tetap saja Modi dan jajaran menterinya menggelar kampanye politik yang dihadiri massa menjelang pemilu daerah di Benggala Barat. Hasil jajak pendapat terbaru menunjukkan Partai Bharatiya Janata (BJP) yang menaungi Modi bersaing ketat dengan partai lain yang menguasai wilayah tersebut.
Sejumlah warga mengaku muak dengan Modi yang tetap menggelar kampanye politik yang dihadiri puluhan ribu orang di tengah pandemi.
Selain terkait kampanye, Modi juga dikritik karena membiarkan umat Hindu berkerumun saat festival keagamaan yang menarik perhatian jutaan orang. Tagar yang berbunyi #ResignModi dan #SuperSpreaderModi menjadi trending di Twitter selama dua hari terakhir.