Berita Orbit – Sejumlah rudal menghantam area dekat kompleks Konsulat Amerika Serikat di Irak Utara. Iran mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Iran menyatakan, tindakan itu adalah pembalasan atas serangan Israel di Suriah yang menewaskan dua anggota Garda Revolusi Iran pada awal pekan ini.
Dilansir dari Guardian, Garda Revolusi Iran menyatakan di website resminya bahwa mereka telah menyerang “Pusat Strategi Konspirasi” Israel di Erbil, Irak Utara. Mereka tidak menjelaskan lebih lanjut, tetapi dalam pernyataan tersebut mereka menyatakan Israel yang telah memulai serangan.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan mengutuk serangan itu dan menyatakan serangan itu tidak bisa dibenarkan. Dia pun mendukung segala tindakan Irak untuk meminta pertanggungjawaban Iran.
“Kami akan mendukung pemerintah Irak dalam meminta pertanggungjawaban Iran, dan kami akan mendukung mitra kami di seluruh Timur Tengah dalam menghadapi ancaman serupa dari Iran. Amerika Serikat berdiri di belakang kedaulatan penuh, kemerdekaan, dan integritas teritorial Irak,” kata Sullivan.
Sementara Juru bicara Departemen Luar Negeri, Ned Price mengatakan tidak ada personel yang terluka dalam serangan itu, dan tidak ada fasilitas Amerika Serikat yang rusak. Selain itu, tidak ada indikasi serangan itu diarahkan ke Amerika Serikat.
Sementara itu, pemerintah Irak menyatakan serangan itu adalah pelanggaran atas hukum dan norma internasional. Menteri Luar Negeri Irak Ahmad al-Sahhaf menyatakan akan memanggil Duta Besar Iran untuk Irak, Irak Masjedi untuk menyampaikan protes diplomatik.
Kantor berita semi-resmi Tasnim memberitakan berdasarkan keterangan sumber, Iran menembakkan 10 rudal Fateh ke area sekitar Konsulat AS di Erbil. Beberapa di antaranya adalah rudal Fateh-110 yang memiliki jangkauan 300 kilometer.
Beruntung tidak ada korban jiwa akibat serangan itu, tetapi yang terdapat kerusakan material yang dialami warga akibat serangan itu.
