INI PERAN TIGA KARTINI DI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

(REPORTASE NASIONAL) Dalam Peringatan Hari Kartini 21 April, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menghadirkan tiga peneliti wanita yang memberikan sumbangsih dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam acara Talk to Scientists bertajuk ‘Talenta Perempuan untuk Kemajuan Riset Indonesia’ secara virtual.

Peneliti Bio Industri Laut LIPI Dwi Listyo Rahayu menjelaskan, Ibu Kartini telah menunjukkan bahwa perempuan setara dengan laki-laki. “Jika perempuan bertekad untuk melakukan sesuatu maka pasti bisa merealisasikannya,” ujar wanita yang akrab disapa Yoyo itu, Rabu, 21 April 2021.

Sepanjang kiprahnya sebagai perempuan peneliti kelautan, Yoyo berhasil menemukan banyak spesies biota dari laut Indonesia. Dia juga mengikut berbagai ekspedisi baik tingkat nasional maupun internasional untuk melakukan penelitian.

Baca Juga  Pemkot Bogor Akan Stop Suplay Sapi Antisipasi Wabah Penyakit Mulut dan Kuku

Perjuangan Kartini juga telah menjadi potret besar revolusi kesetaraan gender di Indonesia. Dokumentasi sejarah rekam jejak perjuangannya patut dijaga dan dilestarikan sebagai sumber ilmu pengetahuan, salah satunya dilakukan pakar gender dan politik Pusat Penelitian Politik LIPI, Kurniawati Hastuti Dewi.

Menurut Kurniawati atau biasa disapa Nia, perjuangan Kartini melalui surat-suratnya yang potensial menjadi Memory of the World dalam bidang kesetaraan gender.

“Surat itu mengajarkan perempuan harus memiliki sensitivitas gender yang kemudian diikuti dengan aksi untuk membuat perubahan ke arah lebih baik,” kata Nia.

Nia juga menjelaskan, sebagai perempuan peneliti bidang politik, dirinya menyadari pentingnya menghadirkan perspektif perempuan dan gender dalam riset dan tulisan politik.

Baca Juga  Kemenkum HAM: Singapura Tolak Masuk Ustaz Abdul Somad

“Ini berkontribusi menjadi sumber pengetahuan yang memperkaya pengetahuan ilmu politik Indonesia dan dunia,” tutur dia.

Lainnya ada peneliti biokimia LIPI Tjandrawati Mozef. Bagi Tjandra, semua perempuan di Indonesia perlu mengingat tauladan dan perjuangan yang diwariskan Kartini. Dulu, Tjandrawati berujar, kaum perempuan hidup terkekang, baik untuk menempuh pendidikan maupun untuk bersosialisasi.

“Hasil perjuangan Kartini berdampak panjang hingga saat ini. Kaum perempuan kini dapat mengenyam pendidikan dan berkiprah sesuai minat, bakat dan kemampuannya,” kata dia.

Tjandrawati merupakan salah satu tim penemu alat deteksi alternatif virus corona dengan metode RT LAMP. Alat tersebut digunakan untuk menentukan negatif atau positif seorang pasien yang terpapar Covid-19 dengan waktu deteksi kurang dari satu jam yang dinamai QIRANI 19 KIT.

Baca Juga  Keberadaan Sepeda Listrik Beam Kembali Disoal, Wali Kota Bogor Bilang Begini

Tjandrawati menekankan, seorang peneliti perlu peka terhadap permasalahan di sekitar dan berjuang untuk mencari solusi. “Kontribusi peneliti yang berdampak panjang, terutama dalam memperbaiki kualitas hidup manusia, menjadi indikator perjuangan seorang peneliti,” tutur Tjandrawati. (Tempo dan Berbagai sumber lain)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *