HIBAH JEPANG UNTUK MENDUKUNG KEMENPERIN RI MENYEDIAKAN SDM UNGGUL DI ERA INDUSTRI 4.0

Dalam mengembangkan Industri 4.0, Kemenperin juga telah melakukan kerjasama dengan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar negeri termasuk kegiatan yang hari ini kita lakukan merupakan bukti nyata kerjasama yang erat antara Indonesia dan Jepang terutama di bidang otomotif.

Kerjasama antara Badan Pengembangan SDM Industri (BPSDMI) Kemenperin dengan Lexer Reserch Inc dimulai dari penandatanganan Letter of Intent (LoI) tentang Kerjasama Pengembangan Pendidikan Terkait Lean Manufacturing pada tanggal 19 Maret 2019 yang dilanjutkan dengan diadakannya Simposium Jepang – Indonesia terkait SDM Industri pada tgl 17 Desember 2019 dengan tema “Digital Engineering and Human Resource Development toward Making Indonesia 4.0” .

Kegiatan ini yang menjadi kick-off program SDGs terkait pengembangan SDM Industri di Indonesia yang didukung penuh oleh pemerintah Jepang melalui pendanaan JICA, bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian RI. Lexer Research Inc. ditunjuk JICA sebagai pelaksananya menggandeng para pakar dan praktisi industri 4.0 di Jepang. Sementara di Indonesia bermitra dengan industri, aosiasi dan akademisi terkait dikoordinir oleh IJBNet (Indonesia-Japan Business Network). Jepang juga membantu penyiapan materi pelatihannya, yang nantinya diharapkan akan bisa dilanjutkan oleh para mitranya di Indonesia guna mengembangkan industri 4.0 yang dimotori oleh Kemenperin.

Baca Juga  RI akan Mendatangkan Obat Gagal Ginjal dari Singapura Sebanyak 200 Vial

Selasa, 27 Juli 2021, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa Pemerintah Jepang terus berkomitmen mendukung penuh Kemenperin dalam mengembangan SDM sektor Industri Otomotif. Bukti nyatanya adalah dengan hibah berupa 2 (dua) set alat peraga bottle cap dan seperangkat peralatan pendukung IT berbentuk Server dan Laptop dengan total sebanyak 50 unit.

“Alat hibah ini akan dipasang di Politeknik STMI Jakarta dan Pusat Inovasi Digital Industri (PIDI 4.0), termasuk juga dilengkapi aplikasi simulator untuk mendukung pembelajaraan Digital Engineering” tambah Agus saat memberikan sambutan pada pembukaan Training of Trainer (TOT) tenaga pengajar Lean Manufacturing 4.0 dan Serah Terima Alat Peraga sebanyak 1 (satu) set yang telah dipasang di Politeknik STMI Jakarta bekerjasama dengan Lexer Reseach Inc Jepang.

Baca Juga  Bali Miliki Potensi jadi Pusat Perdagangan Dunia

Heri Akhmadi, Duta Besar RI untuk Jepang memaparkan bahwa Transformasi industri 4.0 tidak hanya merombak aspek industri, bahkan juga mampu mengubah berbagai aspek dalam kehidupan manusia. Indonesia punya pasar dalam negeri yang kuat, dan memiliki banyak talenta dari jumlah sekolah/lembaga pendidikan /universitas yang ada, sehingga tersedianya pool of talent, oleh karena itu kerjasama dengan Pemerintah Jepang melalui program JICA dalam meningkatkan kompetensi SDM industri sangatlah tepat.

Sementara dalam remark pembukaannya, Masahiro Nakamura, CEO Lexer menyampaikan bahwa Jepang akan mendukung peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan untuk dosen, instruktur, praktisi industri dan mahasiswa serta memberikan kuliah di Politeknik STMI Jakarta.

“Komitmen untuk terus menjalin kerjasama kembali dilakukan pada tanggal 3 Juni 2021 melalui penandatanganan Minutes of Meeting antara BPSDMI dan JICA terkait Kerjasama Pengembangan SDM Industri Sektor Manufaktur Di Bidang Digital Engineering 4.0.” tekan Nakamura yang dengan Lexer Research yang dipimpinnya telah melakukan pelatihan teknis lean manufacturing baik untuk praktisi Industri maupun akademis sepanjang tahun 2020.

Baca Juga  Sat Narkoba Polres Gorontalo Kota Tangkap Terduga Penyalahgunaan Narkoba

Kegiatan ini merupakan kolaborasi banyak pihak yaitu Ditjen ILMATE, Ditjen KPAII, Asosiasi Industri meliputi IAIPD, PIKKO, IOI GIAMM, TMMIN, Cikarang Technopark, ATMI Cikarang, Omron Manufacturing Indonesia (OMI) yang dikordinasikan oleh Indonesia Japan Business Network (IJBNet)

“Dengan Hibah akan digunakan mendidik para SDM untuk motor pengembangan industri 4.0 di masing-masing bidang di Indonesia. Mereka akan dididik tidak hanya bagaimana menggunakan teknologi, tetapi juga bagaimana melihat masalah di lini produksi dan memperbaikinya agar bisa meningkatkan daya saing industri.” ujar Arus Gunawan, Kepala BPSDMI dalam laporannya.

Di tempat terpisah, Sekjen IJBNet, Dr. Salim Mustofa, disela-sela acara kepada Repnas menyampaikan, acara ini adalah bentuk kolaborasi Indonesia-Jepang dimana suatu kebanggaan sekaligus tantangan bagi IJBnet untuk ikut mensukeskan program ini. “Apalagi tadi Pak Menteri menyebut secara khusus IJBNet sebagai koordintor proyek ini”. Tambah salim kepada tim Repnas. (Repnas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *