Berita Orbit, Bogor – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan dalam keterangan pers Menteri Kabinet Indonesia Maju bahwa kasus hepatitis akut di Indonesia ini mengalami penambahan sebanyak 15 kasus.
“Sampai hari ini kondisi di Indonesia ada 15 kasus,” ujar Budi dalam konferensi pers evaluasi PPKM yang dilakukan secara virtual di YouTube Sekretariat Presiden pada Senin 9 Mei 2022.
Terkait penambahan kasus hepatitis akut di Indonesia, Kemenkes langsung mengeluarkan surat edaran yang diperuntukkan bagi rumah sakit dan Dinas Kesehatan untuk menindaklanjuti kasus ini dan mencari tahu penyebab datangnya penyakit hepatitis akut yang masih menjadi misteri.
“Tanggal 27 April itu kita sudah langsung mengeluarkan surat edaran, agar semua rumah sakit dan dinas kesehatan melakukan surveilans terhadap kasus ini. 30 April Singapura mengumumkan kasus pertama dan sampai sekarang kondisinya di Indonesia ada 15 kasus,” kata Budi.
Penularan hepatitis akut pada anak memiliki ciri-ciri yaitu tingginya tingkat serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) dan serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) di atas 100 sehingga anak mengalami demam.
Gejala awal penyakit hepatitis akut dimulai dengan rasa mual, muntah, diare berat hingga demam ringan kemudian gejala lanjutnya berupa air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna putih pucat, warna mata dan kulit menguning, gangguan pembekuan darah, kejang sampai tingkat kesadaran menurun.
Dalam mencegah penularan hepatitis akut ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh masyarakat yaitu Rutin cuci tangan memakai sabun, masak makanan hingga matang dan berikan asupan makanan yang baik karena penularan penyakit hepatitis akut terjadi lewat asupan makanan, terutama anak-anak di bawah 16 tahun dan tidak melakukan kontak dengan orang sakit.