Hari Bumi 22 April, Fenomena dan Dampak Perubahan Iklim
Berita Orbit, Bogor – Tanggal 22 April diperingati sebagai Hari Bumi. Miliaran orang dari seluruh penjuru dunia memperingati Hari Bumi dengan mengkampanyekan isu-isu kesehatan lingkungan dan perubahan iklim.
Peringatan hari bumi sudah dimulai sejak 50 tahun ke belakang. Orang-orang giat menyuarakan tentang kesehatan lingkungan. Ada sejarah penting di mana terjadi perubahan gerakan dalam isu lingkungan kontemporer.
Setiap tahunnya, Hari Bumi diperingati dengan tema beragam. Tema ini diusung untuk memperjuangkan keadilan bagi isu lingkungan.
Menurut National Today, ide tentang Hari Bumi awalnya lahir pada tahun 1969, ketika seorang Senator AS bernama Gaylord Nelson, menyaksikan efek dari tumpahan minyak besar-besaran di Santa Barbara.
Gaylord Nelson menyerukan agar semua orang Amerika mengambil sikap untuk lingkungan pada tahun 1970, dan ribuan perguruan tinggi dan universitas di seluruh AS menuntut Bumi yang sehat dan berkelanjutan. Karena demonstrasi nasional ini, Hari Bumi pertama membantu menciptakan Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat dan tindakan Udara Bersih, Air Bersih, dan Spesies Terancam Punah menjadi undang-undang.
Hari Bumi 22 April 2022 mengusung tema “Invest in Our Planet” atau Investasi di Planet Kita dengan sub tema “Nature in the Race to Zero” atau Alam dalam Perlombaan Menuju Nol. Kita perlu mencapai nol emisi gas rumah kaca pada pertengahan abad untuk menjaga suhu global di bawah 1,5°C.
Sementara fokus utamanya adalah pada pengurangan ketergantungan bahan bakar fosil.
“Bergabunglah bersama kami untuk mempelajari bagaimana solusi berbasis alam dapat membantu kami mewujudkan sepertiga dari pengurangan gas rumah kaca,” tulis organisasi Earth Day.
Inilah saatnya untuk mengubah semuanya — iklim bisnis, iklim politik, dan bagaimana kita mengambil tindakan terhadap perubahan iklim.
“Sekaranglah saatnya keberanian yang tak terbendung untuk menjaga dan melindungi kesehatan kita, keluarga kita, mata pencaharian kita… bersama-sama, kita harus Berinvestasi di Planet Kita,” tulis Earth Day.
Fenomena perubahan iklim
NASA baru-baru ini meliris foto mengenai perubahan iklim yang ternyadi di berbagai wilayah di dunia akibat perubahan iklim.
Dilansir http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/, perubahan Iklim adalah perubahan signifikan kepada iklim, suhu udara dan curah hujan mulai dari dasawarsa sampai jutaan tahun. Perubahan iklim terjadi karena meningkatnya konsentrasi gas karbon dioksida dan gas-gas lainnya di atmosfer yang menyebabkan efek gas rumah kaca.
Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca tersebut, disebabkan oleh berbagai kegiatan manusia seperti emisi bahan bakar fosil, perubahan fungsi lahan , limbah dan kegiatan-kegiatan industri.
Perubahan iklim berdampak sangat luas pada kehidupan masyarakat. Kenaikan suhu bumi tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi tetapi juga mengubah sistem iklim yang mempengaruhi berbagai aspek pada perubahan alam dan kehidupan manusia, seperti kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, kesehatan, lahan pertanian dan ekosistem wilayah pesisir.
Menurunnya kualitas air
Terlalu tingginya curah hujan akan mengakibatkan menurunnya kualitas sumber air. Selain itu, kenaikan suhu juga mengakibatkan kadar klorin pada air bersih.
Berkurangnya kuantitas air
Pemanasan global akan meningkatkan jumlah air pada atmosfer, yang kemudian meningkatkan curah hujan. Meski kenaikkan curah hujan sebetulnya dapat meningkatkan jumlah sumber air bersih, namun curah hujan yang terlalu tinggi mengakibatkan tingginya kemungkinan air untuk langsung kembali ke laut, tanpa sempat tersimpan dalam sumber air bersih untuk digunakan manusia.
Perubahan habitat
Pemanasan suhu bumi, kenaikan batasan air laut, terjadinya banjir dan juga badai karena perubahan iklim akan membawa perubahan besar pada habitat sebagai rumah alami bagi berbagai spesies binatang, tanaman, dan berbagai organisme lain.
Punahnya spesies
Perubahan habitat akan menyebabkan punahnya berbagai spesies, baik binatang maupun tanaman, seperti pohon-pohon besar di hutan yang menjadi penyerap utama karbondioksida. Hal ini disebabkan karena mereka tidak sempat beradaptasi terhadap perubahan suhu dan perubahan alam yang terjadi terlalu cepat. Punahnya berbagai spesies ini, akan berdampak lebih besar lagi pada ekosistem dan rantai makanan.
Menurunnya kuantitas dan kualitas hutan
Kebakaran hutan merupakan salah satu dampak dari perubahan iklim, sebagai paru paru bumi hutan merupakan produsen Oksigen (O2), selain itu, hutan juga membantu menyerap gas rumah kaca yang menjadi penyebab terjadinya pemanasan global.
Meningkatnya Gas Rumah Kaca
Pohon-pohon yang mati karena perubahan tata guna hutan, ataupun karena mengering dengan sendirinya akibat meningkatnya suhu dalam perubahan iklim, akan melepaskan karbondioksida. Selain itu, kematian pohon-pohon menyebabkan berkurangnya penyerap karbondioksida itu sendiri. Dengan demikian, karbondioksida dan gas rumah kaca lain akan meningkat drastis.
Lihat juga: KRL Tabrak Mobil di Perlintasan Citayam-Depok, Penumpang Dievakuasi