4 Hal ini Bisa Menjadi Penyebab Bangun Pagi dengan Rasa Sakit di Perut
Berita Orbit, Jakarta – Perasaan kita dalam seharian bisa sangat ditentukan dengan kondisi kita pada saat bangun tidur. Terbangun dengan kondisi tak nyaman bisa membuat mood kita menjadi berantakan dalam menghadapi hari.
Bangun dengan kondisi perut sakit ini selain tak nyaman juga bisa membuat kita bertanya-tanya. Kita menjadi cemas hal apa yang menyebabkan munculnya rasa sakit ini apakah dari makanan yang kita konsumsi sebelum tidur atau dari hal lain.
Rasa sakit berupa mulas untuk buang air besar di pagi hari sebenarnya adalah hal normal. Kondisi perut bergemuruh juga normal karena pagi hari merupakan waktu saat perut kosong dan sarapan sehingga kerap muncul rasa kembung dan mual di pagi hari.
Walau begitu, jika perut sakit ini disertai dengan sejumlah gejala lain, maka kamu perlu waspada. Munculnya demam, muntah, serta rasa sakit yang sangat parah bisa jadi hal yang perlu kamu waspadai.
Penting untuk mengetahui hal apa yang menjadi penyebab munculnya sakit perut di pagi hari ini. Dilansir dari Livestrong, Ronald Omino, MD, gasentrologis dari UCLA Health Services menyebut sejumlah hal yang bisa menjadi penyebab munculnya sakit perut saat bangun di pagi hari.
1. GERD
Pada saat kamu terbangun dengan heartburn, rasa asam di mulut, serta sakit perut yang menusuk, mungkin kamu mengalami GERD. Dr. Omino menyebut sejumlah hal yang bisa menandakan terjadinya GERD adalah:
– Heartburn dan rasa terbakar di perut atau perut bagian atas
– Munculnya rasa ingin muntah
Cara Mengatasinya
“Jika kamu mengalami berbagai gejala ini, kamu bisa mengonsumsi produk penurun asam,” terang dr. Omino.
Untuk menceghah munculnya masalah ini, disarankan untuk:
– Menjaga berat badan ideal
– Hindari makanan pemicu kondisi ini
– Hindari makan selama dua hingga tiga jam sebelum tidur
– Angkat posisi kepala dengan bantal tambahan
– Makan dalam porsi kecil namun lebih sering
– Hindari alkohol dan rokok sebelum makan
2. Konstipasi
Pada saat kamu bangun di pagi hari dengan rasa sakit di perut bagian bawah, kamu perlu memeriksa kapan kamu terakhir kali buang air besar. Pasalnya, kondisi ini kerap terjadi ketika kamu mengalami konstipasi.
Konstipasi terjadi ketika seseorang tidak buang air besar selama beberapa hari. Kondisi ini biasanya bergejala sebagai berikut:
– Buang air besar kurang dari tiga kali seminggu
– Tinja cenderung keras dan kering
– Tinja sulit keluar
– Rasa kurang lagi saat buang air besar
Cara Mengatasinya
Dr. Omino mengatakan bahwa konstipasi bisa diatasi dengan konsumsi makanan bernutrisi, minum banyak air, serta berolahraga secara rutin.
“Penanganan bisa dilakukan dengan perubahan pola makan yang lebih bernutrisi seperti menambah konsumsi serat dan cairan,” terangnya.
Walau obat konstpasi bisa digunakan, namun sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsinya.
3. Sakit Maag
“Sakit maag bisa muncul sebagai rasa sakit kronis atau akut di perut, khususnya pada perut bagian atas,” terang Dr. Omino.
Sakit maag ini muncul pada lapisan perut dan bagian atas usus kecil. Rasa sakit ini bisa muncul beberapa jam setelah makan atau pada perut kosong sehingga berujung rasa sakit di perut pada pagi hari.
Cara Mengatasinya
Pada masalah kesehatan ini, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mencari penanganan yang tepat. Pastikan untuk menghindari rokok serta alkohol untuk mencegah masalah ini memburuk.
4. Sindrom Iritasi Usus
Jika kamu kerap terbangun dengan rasa mual dan keinginan mendadak untuk buang air besar, maka mungkin kamu mengalami sindrom iritasi usus. Masalah ini bisa muncul akibat masalah hubungan antara usus dan otak.
Adanya masalah hubungan antara usus dan otak ini bisa membuat perut menjadi lebih sensitif. Kondisi ini bisa disebabkan oleh sejumlah masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.
Gejala masalah kesehatan ini bisa meliputi rasa sakit di perut serta mual. Selain itu, mungkin terjadi masalah pencernaan termasuk terjadinya diare dan konstipasi.
Cara Mengatasinya
Segera temui dokter ketika mengalami masalah ini. Kamu mungkin akan diminta untuk melakukan perubahan pola makan, menghindari konsumsi produk olahan susu, gandum, pemanis buatan, serta buah dan sayur tertentu. Perubahan gaya hidup mungkin juga diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatan ini.
