Stok Kedelai Cuma Cukup untuk 7 Hari Dibantah Produsen Tempe dan Tahu

Berita Orbit, Jakarta – Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin membantah pernyataan Badan Pangan Nasional (BPN) yang menyebut pasokan kedelai di Indonesia hanya cukup sampai tujuh hari ke depan.

Aip menjelaskan bahwa ada rapat koordinasi Kementerian Perdagangan dengan para importir kedelai. Namun, hasil yang ia terima dari pertemuan tersebut berbeda dengan pernyataan BPN.

“Jadi pernyataan itu (BPN) tidak sesuai dengan data yang saya terima. Kenyataan di lapangan, kenyataan di seluruh Indonesia itu (stok kedelai) tidak kurang. Jadi ada terus,” katanya, Rabu (26/10).

Aip lantas menunjukkan data yang ia terima dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada Selasa (25/10). Dalam data per Oktober 2022 itu, stok indikatif kedelai saat ini ada 360 ribu ton.

Baca Juga  Jepang Siap Berinvestasi Biayai Proyek Pembangunan EBT

Sementara, kebutuhan kedelai di Indonesia tercatat menyentuh 248,6 ribu ton per bulan. Dengan begitu, ketahanan stok kedelai masih sanggup hingga 1,6 bulan ke depan atau 48 hari.

Berdasarkan data tersebut, stok kedelai di Indonesia tidak akan habis dalam 7 hari ke depan, melainkan masih sanggup bertahan setidaknya sampai pertengahan Desember 2022.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan juga memastikan stok kedelai dalam negeri mencukupi dan aman hingga tiga bulan ke depan.

“Kedelai kan sedang ramai, kedelai stoknya aman ya, aman. Sampai tiga bulan aman,” ujarnya dikutip dari Detik, Selasa (25/10).

“Jadi ada yang bilang stoknya cuma seminggu. Itu hoax,” lanjutnya.

Kendati demikian, Zulkifli mengakui memang harga kedelai saat ini masih tinggi. Sebab, stok yang ada saat ini diimpor saat harga global lagi tinggi-tingginya.

Baca Juga  Stok Kedelai dan Cabai Aman sampai Akhir Tahun

Di lain sisi, Aip Syarifuddin mengaku kabar simpang siur ini membuat beberapa anggotanya resah dan memutuskan untuk mogok produksi pada 29 hingga 31 Oktober mendatang.

“Intinya tempe dan tahu di Indonesia ada. Cuma di beberapa kota, khususnya tahu, ada yang tidak ada. Tahu langka di beberapa kota di Jawa Barat, seperti Subang dan Sumedang. Tapi tidak seluruh tukang tahu berhenti (mogok kerja). Kalau di Jakarta, kami pabrik tahu tetap jalan,” pungkas Aip.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *