SOSOK SEDERHANA KETUA MAJELIS SYURO PARTAI MASYUMI

(REPNAS)– Partai Masyumi yang didirikan pada pada 7 November 1945 kini bangkit kembali. Dr. Abdullah Hehamahua terpilih sebagai Ketua Majelis Syuro Partai Masyumi periode 2021-2026. Abdullah adalah mantan Penasihat KPK masa jabatan 2005-2013. Sosoknya sudah banyak dikenal luas di kalangan masyarakat. Namanya semakin populer karena sering menjadi pemberitaan baik media cetak, online maupun visual.

Abdullah lahir di Ambon, 18 Agustus 1947. Pada masa menjadi Penasihat KPK inilah kesederhanaan hidupnya menjadi contoh teladan bagi para pejabat bagaimana harusnya hidup dengan jabatan yang diemban.

Ketika Abdullah menjabat sebagai Penasihat KPK kala itu, sungguh ada harapan dalam masyarakat bahwa, tak semua elite di negeri ini gemar hidup berfoya-foya ketika bertahta di atas kekuasaan tertentu. Kesederhaan hidup Abdullah seakan telah memberikan semacam oase di tengah negeri yang mengalami kerontang etika dan hedonisme hidup sebagian besar pejabat.

Baca Juga  Hore! Kemenkeu Perpanjang Diskon PPnBM Untuk Kendaraan Bermotor

Selain pernah menjabat sebagai Penasihat KPK, beliau juga pernah menjabat sebagai Penasihat di Yayasan Pendidikan Palembang. Abdullah merupakan lulusan Akademi Teknik Negeri Makassar dan melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi Bintang, Selangor, Malaysia, lalu S-2 di UNKRIS, Jakarta. Beliau menyelesaikan doktoralnya (S-3) di Universitas Negeri Jakarta Jurusan Manajemen SDM dan lulus dengan predikat cum laude.

Abdullah mulai dikenal banyak orang, terutama kesederhanaan dan intergitasnya saat dirinya menjadi penasihat di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Semasa kuliah, Abdullah Hehamahua pernah mengikuti beberapa organisasi, mulai dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), hingga Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Bahkan beliau pernah menjadi Ketua Umum PB HMI dan Predidium Majelis Nasionalis KAHMI. Selain itu, Abdullah Hehamahua juga pernah menjadi wartawan dan penyiar radio Arief Rahman Hakim, Jakarta pada tahun 1975-1976.

Baca Juga  Kabar Gembira, Upah Buruh Naik 72 Ribu di Morowali

Setelah menjadi wartawan dan penyiar radio, Abdullah meneruskan karirnya menjadi seorang editor di Majalah Cipta Kementerian Pekerjaan Umum tahun 1976–1979. Pada tahun 1993 beliau pernah menjadi guru di Institut Sains Zahari, Selangor Malaysia serta menjadi editor merangkap Manajer Pemasaran Penerbitan Pustaka Dini, Selangor, Malaysia.

Tahun 1995, Abdullah menjadi Penyelia Muhammadiyah Singapura dan pada tahun 2001 – 2002 berkesempatan menjadi Dosen Akademi Dakwah Muhammadiyah Singapura.

Abdullah Hehamahua mulai aktif di lembaga pemerintah dengan menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara (KPKPN) tahun 2001-2004.

Pada tahun 2004, Abdullah diminta oleh SBY yang waktu itu menjabat Menkopolkam agar bersedia menjadi Ketua KPK. Abdullah menolak karena beliau diminta menulis surat lamaran dalam pendaftaran seleksi pimpinan KPK. Alasannya, Nabi Muhammad melarang memberi jabatan bagi orang yang meminta. Namun, tahun 2005, Abdullah Hehamahua memulai kariernya di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tanpa mengajukan surat lamaran sendiri tapi diminta oleh Pimpinan KPK waktu itu. Dirinya menjabat sebagai Penasihat KPK dari tahun 2005-2013.

Baca Juga  NCT Dream Kembali Tampil di Indonesia 28 September Mendatang

Kini sebagai Ketua Majelis Syuro Partai Masyumi, keteladannya juga diharapkan bisa mewarnai bagaimana seharusnya sikap seorang politikus mensinkronkan antara ucapan dan perbuatan. Selamat berjuang Tadz.. (Solihin)