Berita Orbit, Jakarta-Presiden Vladimir Putin dinobatkan oleh Gereja Ortodoks Rusia sebagai “pejuang melawan Antikristus” atau “kepala pengusir setan” pada Oktober 2022 lalu.
Gelar itu disematkan kepada Putin lantaran invasi Rusia ke Ukraina.
Kepala Gereja Ortodoks Rusia Patriark Kirill menganggap operasi militer khusus Rusia ke Ukraina itu berada di jalan spiritual dan ideologis yang benar.
“Presiden Putin sedang berperang melawan manifestasi globalisme dan nama orang yang mengklaim kekuatan global akan dikaitkan dengan akhir dunia,” ucap Kirill seperti dilansir News Week.
Di awal invasi, Putin memaparkan “operasi militer khusus” Rusia ke Ukraina penting dilakukan guna membasmi pengaruh gerakan NAZI (denazifikasi) di negara itu.
Namun, belakangan, Dewan Keamanan Rusia mengubah istilah “denazifikasi” menjadi “desatanisasi”.
Asisten Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Aleksey Pavlov, menyerukan “desatanisasi” di Ukraina dengan menuding ada “ratusan sekte” di negara eks Uni Soviet itu yang telah meninggalkan nilai-nilai Ortodoks.
“Saya percaya bahwa, dengan berlanjutnya operasi militer khusus (invasi), semakin mendesak untuk melakukan desatanisasi Ukraina,” kata Pavlov, menurut kantor berita Rusia TASS.
Pavlov menganggap manifestasi “satanisme” di Ukraina saat ini berbentuk “seruan untuk membunuh orang Rusia”. Menurutnya, seruan itu disambut baik di tingkat pemerintah.
Politikus Rusia itu juga mengatakan di Ukraina, “ada ratusan sekte dipertajam untuk tujuan tertentu.”
“Dengan menggunakan manipulasi internet dan psikoteknologi, rezim baru mengubah Ukraina dari negara berdaulat menjadi hipersekte totaliter,” paparnya menambahkan.
Pavlov mengatakan dia sangat prihatin tentang “Gereja Setan (Church of Satan)” yang diduga “menyebar di seluruh Ukraina”.
Gereja Setan adalah salah satu agama yang terdaftar secara resmi di Amerika Serikat, kata Pavlov.