Ini 5 Cara Bertahan Hidup Jika Terjadi Resesi Ekonomi
Berita Orbit, Jakarta-Keuangan global saat ini tengah mengalami paceklik. Inflasi tinggi di sejumlah negara bahkan berpotensi terjadi resesi.
Financial advisor, Philip Mulyana melalui akun instagram @philipmulyana, menyampaikan secara sederhana bahwa resesi terjadi jika, jumlah produksi barang atau menurun selama enam bulan berturut-turut. Kebanyakan, sebab produksi menurun karena kemampuan beli masyarakat juga menurun.
Menurut Philip, ada enam efek dari kondisi resesi yaitu; pemutusan hubungan kerja (PHK), tidak ada kenaikan gaji, harga barang naik, suku bunga acuan naik yang berdampak kenaikan bunga pinjaman, sulitnya mencari pekerjaan, dan sulit mencari pendapatan.
Dia memberi panduan bagaimana individu tetap bertahan dalam kondisi resesi
1. Fokus dana darurat
Seperti tahun 2020, saat pandemi Covid-19 merebak, individu dianjurkan kembali fokus ke dana darurat sebelum memulai investasi yang agresif. “Karena risiko lebih tinggi untuk PHK dan bisnis semakin susah,” kata dia.
2. Siapkan cash reserve
Berbeda dengan dana darurat, cash reserve dapat diperuntukan sebagai dana cadangan jika ada kesempatan investasi yang menarik saat resesi.
3. Kerja sampingan
Jika individu tidak memiliki dana darurat dan cash reserve, dia mendorong agar segera mencari pekerjaan sampingan. “Karena risiko PHK dan bisnis semakin susah juga, please explore cari kerjaan sampingan untuk naikin income,” ujarnya.
4. Potong pengeluaran tidak penting
Dalam unggahannya dia mengatakan agar individu memotong pengeluaran tidak penting, termasuk pinjaman konsumtif baru. Menurutnya, langkah ini penting jika cash flow masih berantakan, dana darurat belum ada, dan hutang masih banyak.
5. Beli asuransi jika mungkin
Jika memiliki bujet lebih, individu diharapkan membeli asuransi. Sebab, satu risikonya PHK, perusahaan bisa melakukan efisiensi dengan mencabut tunjangan kesehatan bagi karyawan.
“Tapi itu kalau ada budget. Resesi itu normal dalam siklus ekonomi jadi enggak perlu over react tapi waspada saja kebiasaan spending atau investing kita sudah pasti harus disesuaikan sama keadaan ekonominya,” sambungnya.